Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengiriman Smartphone Lipat Naik Drastis berkat Samsung

Kompas.com - 18/02/2022, 07:43 WIB
Lely Maulida,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengiriman smartphone lipat di dunia meningkat signifikan pada 2021 lalu. Klaim ini berasal dari perusahaan riset International Data Corporation (IDC) yang merilis laporan terbarunya, terkait pasar smartphone lipat.

Menurut laporan IDC, lebih dari 7,1 juta perangkat lipat dikirimkan ke seluruh dunia selama tahun 2021. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding tahun 2020 yang mencatat pengiriman total 1,9 juta smartphone lipat.

Artinya pertumbuhan pengiriman pada 2021 meningkat tiga kali lipat lebih dari tahun sebelumnya. Secara statistik, persentase pertumbuhannya yaitu 264,3 persen.

Baca juga: Akhir Tahun 2021, Pendapatan Samsung Meningkat berkat Ponsel Lipat

Samsung jadi kontributor utama

Samsung disebut IDC memiliki peran terbesar yang berkontribusi pada pertumbuhan smartphone lipat.

Sebab, perusahaan asal Korea Selatan itu merilis dua smartphone lipat pada 2021, yaitu Galaxy Z Flip3 dan Z Fold3. Kedua ponsel lipat itu ditujukan untuk segmen yang cukup berbeda, sehingga memperluas pasar smartphone lipat.

Selain itu, IDC juga menilai harga Z Flip3 yang terjangkau sebagai pemikat bagi konsumen. Apalagi desain lipat ponsel itu membuat perangkat menjadi ringkas.

"Pertumbuhan tahun 2021 sebagian besar dikaitkan dengn kesuksesan Samsung, karena raksasa Korea Selatan itu menggerakkan pasar berkat flagship terbarunya yang dapat dilipat," kata IDC yang dihimpun KompasTekno dari situs resminya, Jumat (18/2/2022).

"Desain baru Flip3 memenangkan minat konsumen berkat ukuran lipatnya yang ringkas, layar sekundernya yang luas serta yang paling penting harganya 999 dollar AS (Rp 14,3 juta). Fold3 baru juga mengalami peningkatan besar, namun dari sisi harga lebih tinggi," tambah IDC.

Baca juga: Xiaomi Siapkan 12 Smartphone Anyar Tahun Ini, Ada Ponsel Lipat?

Pangsa pasar smartphone lipat sendiri dinilai IDC memang kecil. Adopsi perangkat ini juga diyakini perusahaan tetap rendah karena menargetkan pengguna segmen bisnis.

Namun pasar ini memiliki peluang yang besar bagi vendor ponsel. Sebab, dalam kacamata konsumen, smartphone lipat merupakan perangkat dengan tampilan yang paling inovatif.

Secara umum, konsumen juga melihat perangkat lipat sebagai alternatif dari kombinasi ponsel dan tablet.

Tak hanya dari produknya yang berkontribusi pada pertumbuhan smartphone lipat, Samsung juga dikatakan IDC mendorong vendor lain untuk meramaikan pasar. Di sisi lain, Samsung membuktikan bahwa permintaan konsumen akan smartphone lipat memang ada.

"Samsung membuktikan bahwa ada permintaan konsumen untuk smartphone lipat ketika mencapai harga yang tepat, dan mengemas fitur yang lebih stabil. Seri Flip dan Fold mengisi celah Galaxy Note sekaligus menarik konsumen baru," kata Anthony Scarsella, manajer riset IDC's Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.

"Kami melihat vendor lain meluncurkan perangkat lipat baru tahun ini, dan kami berharap lebih banyak vendor yang terlibat karena form factor (bentuk) ini semakin populer," imbuhnya.

Baca juga: Ponsel Lipat Google, Bernama Pixel Notepad dan Harga Lebih Murah?

Meningkat pada 2025

IDC memperkirakan jumlah pengiriman smartphone lipat akan meningkat pada tahun 2025. Dalam laporannya, IDC mengatakan pasar smartphone lipat akan mengalami compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan rata-rata selama jangka waktu tertentu yang lebih dari satu tahun, dalam hal ini tahun 2020-2025 sebesar 69,9 persen.

Dengan asumsi tersebut, pengiriman smartphone lipat akan mencapai 27,6 juta unit pada 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com