Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film "Downfall" di Netflix Soroti MCAS Boeing Penyebab Lion Air JT610 Jatuh

Kompas.com - 24/02/2022, 09:45 WIB
Reska K. Nistanto

Editor

Boeing pun mengakalinya dengan membuat sistem otomatis yang mengkompensasi gerakan pitch (dongakan hidung pesawat) itu, untuk membantu pilot menurunkan hidung pesawat, saat angle of attack terlalu besar dalam terbang manual.

Angle of attack yang terlalu besar membuat hidung pesawat terlalu mendongak, inilah yang berisiko membuat pesawat stall atau kehilangan daya angkat. MCAS bekerja dengan memutar horizontal stabilizer (sayap kecil di belakang), sehingga hidung pesawat menjadi turun.

MCAS akan menggerakkan horizontal stabilizer ke atas (untuk membuat hidung pesawat turun), sebesar 0,27 derajat per detik. Sudut terbesar yang bisa dibuat adalah 2,5 derajat, yang membutuhkan waktu 9,26 detik.

Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.The Air Current Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.

Sistem ini baru akan non-aktif saat angle of attack mengecil, atau pilot meng-override (mengambil alih kendali) dengan cara manual trim.

Oleh karena itu, rekomendasi Boeing yag terbit setelah kecelakaan JT610 menyebut, jika terjadi anomali angle of attack, pilot diminta mengatur trim sendiri, baik dari tombol elektrik di setir pesawat, atau manual dengan memutar roda trim.

Baca juga: Airbus A321neo Punya Masalah Mirip Boeing 737 Max yang Dilarang Terbang

Jika anomali tersebut terus berulang, Boeing juga menginstruksikan pilot untuk mematikan stabilizer trim lewat switch yang disediakan, dan tetap dalam kondisi mati (CUTOUT) sepanjang penerbangan.

Anomali yang terjadi dalam penerbangan Lion Air JT610 sendiri menurut KNKT adalah sensor Angle of Attack (AoA) yang memberikan input yang mengacau atau berbeda-beda.

Karena sensor menganggap pesawat sedang mendongak, maka MCAS aktif menurunkan hidung pesawat secara otomatis.

Pilot Lion Air JT610 tidak menyadari adanya fitur ini, sehingga berjuang menaikkan hidung pesawat, sementara komputer terus menurunkan hidung pesawat.

Sementara di peristiwa Ethiopian ET302, kopilot menyadarinya dan mematikan stabilizer trim, namun karena tekanan udara di sayap yang kelewat besar, pilot tidak mampu menggerakkan/memutar trim itu secara manual, agar hidung pesawat mendongak lagi.

Untuk dipahami, bahwa kecelakaan pesawat tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal. Banyak faktor di belakangnya yang turut memberi kontribusi terhadap kecelakaan pesawat.

Fitur otomatisasi di 737 MAX dan kacaunya sensor AoA Lion Air JT610 adalah dua dari sekian banyak faktor yang sedang diinvestigasi KNKT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com