Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sinyal 3G di Indonesia Mau Dimatikan?

Kompas.com - Diperbarui 01/03/2022, 08:18 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Desember 2021 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan tengah melakukan kajian mendalam terkait rencana penghapusan sinyal 3G di seluruh Indonesia.

Tak berselang lama, tepatnya pada Januari 2022, Telkomsel juga mengumumkan akan melakukan migrasi seluruh layanan jaringan 3G ke jaringan 4G LTE, mulai tahun 2022 ini.

Dengan migrasi ini, Telkomsel pada akhirnya bakal mematikan sinyal 3G miliknya.

Padahal di Indonesia sendiri, jaringan 3G masih menjadi andalan bagi sebagian orang untuk mengakses internet di ponsel. Lantas, mengapa sinyal 3G di Indonesia mau dimatikan?

Juru bicara (Jubir) Kominfo Dedy Permadi serta dua pengamat telekomunikasi, yaitu Moch S. Hendrowijono dan Ian Yosef M. Edward pun buka-bukaan soal alasan di balik rencana penghapusan sinyal 3G di Indonesia tersebut.

Teknologi 3G sudah lawas

Menurut Dedy, alasan utama sinyal 3G di Indonesia harus dimatikan adalah agar operator seluler dapat memberikan layanan broadband seluler dan digital yang lebih baik ke pelanggan, yaitu menggunakan jaringan 4G LTE, bukan lagi teknologi lawas seperti 3G.

"Sebab jaringan 3G masih memiliki kendala berupa kecepatan yang kurang maksimal, ketidakstabilan sinyal, dan kapasitas layanan yang kurang memadai," kata Dedy melalui pesan singkat kepada KompasTekno.

Bahkan pengamat telekomunikasi Moch S. Hendrowijono mengatakan bahwa penghapusan jaringan 3G di Indonesia seharusnya sudah dilakukan lebih awal, yaitu semenjak beberapa tahun lalu.

"Alasan penghapusan 3G, teknologinya mentok di kemampuan/kapasitas rendah, hanya sekitaran 2 Mbps. Selain itu, 3G juga sudah jadi bagian dari evolusi akses semua operator dunia," kata kata pria yang akrab disapa Hendro itu kepada KompasTekno.

Jadi, bukan hal baru bila ada rencana penghapusan sinyal 3G ini. Hendro mencontohkan, negara tetangga seperti Singapura sudah mematikan jaringan lawas 2G semenjak tiga tahun lalu, kemudian disusul dengan penghapusan jaringan 3G.

Memang, dari segi kecepatan, secara teknis, jaringan 3G hanya memiliki kecepatan rata-rata 2 Mbps dan kecepatan maksimum hingga 14 Mbps saja.

Berbeda dengan jaringan 4G yang secara teknis mampu menghasilkan kecepatan unduh lebih cepat, yakni antara 10 Mbps hingga 1 Gbps.

Selain itu, jaringan seluler generasi keempat ini turut menawarkan latensi yang lebih baik ketimbang 3G. Hal ini ditandai dengan sedikitnya proses buffering, peningkatan pada kualitas suara, serta kualitas streaming dan kecepatan unduh yang lebih cepat ketika mengakses internet dengan sinyal 4G.

Teknologi 4G juga dikenal sebagai jaringan seluler berbasis IP pertama di dunia, yang mampu mengakomodasi Quality of Service (QoS) serta akses broadband nirkabel pada Multimedia Messaging Service (MMS), percakapan video, TV seluler, konten HDTV, hingga Penyiaran Video Digital (DVB).

Baca juga: Telkomsel dan XL Tegas Matikan 3G Tahun Ini, Indosat Belum Jelas

3G membebani jaringan

Selain teknologinya lawas, jaringan 3G juga disebut membebani jaringan. Setidaknya begitulah menurut Hendro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com