Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perkembangan NFT di Indonesia, dari Awal Mula hingga Muncul "Ghozali Effect"

Kompas.com - 28/02/2022, 09:35 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Meski keterlibatan orang ke dunia NFT dinilai belum mencapai titik kritis di Indonesia, perkembangan NFT menurut Firman sudah masuk dalam fase keseimbangan.

Dalam fase ini, masyarakat tidak hanya mendapat informasi terkait teknologi dan benefit NFT, namun juga risikonya. Fase ini juga berperan dalam mengerem perkembangan negatif NFT yang tidak terkendali.

"Ada juga fase untuk mencapai kesimbangan dimana ditampilkan risikonya atau hal-hal yang harus diwaspadai. Kalau tanpa rem yang disampaikan tokoh atau pakar, itu mungkin kemarin perkembangannya tidak terkontrol, semua hal masuk ke NFT seperti ada bakso, baju-baju masuk kesana," ujar Firman.

Jumlah kolektor NFT di Indonesia masih tanda tanya

Sejauh ini belum ada lembaga riset independen yang melakukan riset terkait pertumbuhan pasar NFT di Indonesia. Begitu pun dengan jumlah kolektor NFT di Tanah Air.

Salah satu marketplace NFT lokal Indonesia, TokoMall mengungkapkan, pihaknya telah memiliki 10.000 kolektor NFT.

Secara total, marketplace tersebut juga memiliki lebih dari 8.000 koleksi NFT dan lebih dari 80 mitra resmi. Di antara mitra ternama TokoMall untuk NFT yaitu NeverTooLavish, I Love Indonesia, Banyan Core, Si Juki, dan lainnya.

NFT di TokoMall yang paling diminati adalah Digital Art. Sementara NFT paling mahal yang terjual di TokoMall sejauh ini yaitu karya dari Ramya Prajna dengan judul Tutu – "To Life and Conquer" #1. NFT ini laku terjual sekitar Rp 25 juta.

Masa depan NFT

Ke depannya, NFT diprediksi akan terus berkembang di Indonesia. Meski masih dalam tahap yang sangat awal, NFT disebut akan berkembang ke bidang lainnya di tahun 2022.

"Memang saat ini NFT masih dalam tahap early stage, terlebih di Indonesia. Fenomena NFT akan semakin booming di 2022 ini dengan berbagai jenisnya, mulai dari NFT gaming, Art, Sport, Utilities dan Metaverse," kata Teguh.

Baca juga: Mengapa NFT Foto Selfie Ghozali Ada yang Mau Beli Mahal?

Menurut Teguh, NFT nantinya tak sekadar jadi koleksi atau reward dalam game, namun akan punya kegunaan atau manfaat lain, seperti mendukung metaverse.

"NFT punya banyak kegunaan tidak hanya sekadar aset digital untuk koleksi, tapi lebih dari itu. Ingat, NFT dibangun atas backbone teknologi blockchain yang bisa terus dieksplor, termasuk pendukung era Metaverse," ungkap Teguh.

Salah satu contoh penerapan NFT di Indonesia adalah JGTC (Jazz Goes to Campus) yang tahun ini bekerja sama dengan SerMorpheus.

Dalam praktiknya, JGTC memanfaatkan NFT sebagai tiket masuk yang bisa dibeli menggunakan rupiah, bukan aset kripto.

Dengan contoh tersebut, Teguh optimistis industri seni pertunjukan, pariwisata dan lainnya bisa memakai konsep yang sama ddalam memanfaatkan NFT di masa depan.

"Pembeli dapat NFT untuk koleksi, sekaligus tiket masuk. NFT itu bisa dijual lagi dan bisa dapat untung," ujar Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com