"Tumbangnya beberapa situs itu hanya permulaan, dalam waktu dekat, Anda akan merasakan amarah para hacker dunia dengan banyak hacker berasal dari Rusia. Rahasia Anda tidak lama lagi akan terbongkar dan infrastruktur utama pemerintah akan dibajak," demikian kutipan dari peretas anonim itu.
Mengingat aksi ini dilakukan oleh kelompok hacker anonim, tebilang sulit untuk melakukan identifikasi sumber serangan. Namun, media Russia Today (RT) mengeklaim serangan itu berasal dari Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Ada Bug di OpenSea, Hacker Borong NFT Bernilai Tinggi dengan Harga Murah Meriah
"Setelah pernyataan dirilis hacker anonim, situs web RT menjadi subyek serangan DDoS besar-besaran dari sekitar 100 juta perangkat yang sebagian besar berbasis di AS," kata juru bicara kantor berita Rusia itu.
Dihimpun KompasTekno dari Times Now, Selasa (1/3/2022), aksi kelompok hacker yang mengatasnamakan Anonymous ini bukan kali pertamanya.
Sebagai catatan, hacker Anonymous ini sulit diidentifikasi dan tidak terikat pada satu individu atau kelompok tertentu. Pihak di balik topeng Anonymous itu bisa siapa saja.
Serangan Hacker yang mengatasnamakan Anonymous diyakini sudah ada sejak awal tahun 2000-an.
Eksistensinya meningkat pada tahun 2008, ketika menjalankan sejumlah serangan siber terhadap Gereja Scientology setelah pihaknya menghapus video aktor Hollywood, Tom Cruise yang membahas agamanya di web.
Mereka juga melancarkan serangan siber ke PayPal, MasterCard hingga Visa, setelah perusahaan memblokir transaksi.
Baca juga: Hacker 19 Tahun Klaim Bisa Kendalikan Mobil Tesla di 13 Negara
Sejak saat itu, hacker Anonymous semakin berkembang dan menargetkan lembaga-lembaga pemerintah AS, Israel, Uganda, Mesir, Tunisia, dan Spanyol.
Hacker anonim ini berulang kali menyatakan bahwa siapapun boleh bergabung. Namun, sosok maupun struktur di balik Anonymous ini tidak diketahui.
Serangan siber yang dilakukan mereka kali ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi menghasilkan pengaruh yang signifikan dengan tumbangnya sejumlah situs di Rusia.
Namun, belum dapat dipastikan apakah aksi ini akan berpengaruh terhadap operasi militer Rusia terhadap Ukraina.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.