KOMPAS.com - Pada 2021 lalu, Indonesia mulai menggelar jaringan internet generasi kelima alias 5G. Menyusul hadirnya 5G di Tanah Air, muncul rencana untuk menghapus jaringan lawas 3G di Indonesia.
Dua operator seluler yakni Telkomsel dan XL Axiata tegas memastikan bahwa akan mulai mematikan jaringan 3G pada 2022. Namun, apakah keputusan itu tepat?
Menurut pengamat telekomunikasi Moch S. Hendrowijono, keputusan untuk mematikan sinyal 3G pada 2022 ini dinilai sudah tepat.
Hendro bahkan mengatakan bahwa penghapusan jaringan 3G di Tanah Air semestinya sudah dilakukan lebih awal atau sejak beberapa tahun lalu.
Baca juga: Mengapa Sinyal 3G di Indonesia Mau Dimatikan?
"Alasan penghapusan 3G, teknologinya mentok di kemampuan/kapasitas rendah, hanya sekitaran 2 Mbps. Selain itu, 3G juga sudah jadi bagian dari evolusi akses semua operator dunia," kata Hendro.
Jadi, bukan hal baru bila ada rencana penghapusan sinyal 3G ini. Hendro mencontohkan, negara tetangga seperti Singapura sudah mematikan jaringan lawas 2G semenjak tiga tahun lalu, kemudian disusul dengan penghapusan jaringan 3G.
Senada dengan Hendro, pengamat telekomunikasi, Ian Yoseph mengatakan bahwa 2022 adalah tahun yang tepat untuk mematikan 3G secara bertahap.
"Karena 3G akan tergantikan minimal oleh jaringan 4G lalu mulai digantikan oleh 5G," kata Ian melalui pesan singkat kepada KompasTekno.
Selama ini, jaringan 3G dan 4G di Indonesia memang menempati spektrum frekuensi yang sama, yaitu 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2.100 GHz.
Baca juga: Kapan Sinyal 3G di Seluruh Indonesia Dimatikan, Kominfo?
Masing-masing operator memiliki lebar pita (bandwidth) yang berbeda-beda di setiap frekuensi untuk menggelar layanan 3G sekaligus 4G.
Sependapat dengan Ian, menurut Hendro operator seluler akan lebih untung, efisien, dan optimal bila menggunakan bandwidth yang semula digunakan untuk layanan 3G, dialihkan untuk 4G.
"(Bila itu terjadi) layanan 4G secara teoritis akan bisa lebih cepat bagi pelanggan 4G," kata Hendro.
Namun, dalam praktiknya, penghapusan 3G memang perlu dilakukan secara bertahap.
"Misalnya, dimulai dari kawasan kota besar yang mayoritas pelanggannya sudah menggunakan 4G karena jaringannya sudah tersedia," kata Hendro.
Sambil menunggu infrastruktur siap, kata Hendro, penghapusan baru dilanjutkan ke wilayah yang lain, termasuk ke wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan terluar).
Lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sinyal 3G dimatikan secara total di seluruh wilayah Indonesia?
Baca juga: Telkomsel dan XL Tegas Matikan 3G Tahun Ini, Indosat Belum Jelas
Menjawab pertanyaan tersebut, Hendro berpendapat bahwa itu semua bergantung pada masing-masing operator.
Karena secara teknis, operator seluler di Indonesia dinilai sudah siap untuk melakukan migrasi seluruh layanan 3G ke 4G, kemudian mematikan sinyal 3G di Tanah Air.
"Hanya saja berapa lama 3G bisa dimatikan itu tergantung kemampuan operator untuk mengganti BTS-nya dengan BTS 4G serta kemampuan mengatasi hambatan membuat pelanggan mengganti kartu SIM-nya menjadi 4G," kata Hendro.
Berbeda dengan Hendro, Ian memprediksi sinyal 3G di Indonesia bisa dimatikan secara total dalam kurun waktu 2 tahun lamanya.
"Kira-kira perlu waktu sekitar dua tahun, mengingat perlu waktu untuk daerah 3T," kata Ian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.