Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia, Siapa Sosok Ainun Najib?

Kompas.com - 02/03/2022, 12:30 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KawalAPBD ini dibuat atas situasi maraknya dugaan penggelembungan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan DPRD DKI Jakarta dalam proses pembuatan RAPBD.

Dengan skema crowdsourcing yang seperti KawalPemilu, platform itu juga memungkinkan untuk dilakukannya pengumpulan suara yang bersumber dari tanggapan masyarakat atas rincian dana di RAPBD DKI Jakarta.

Baca juga: Siapakah Pandawa di Balik Kawal Pemilu?

Alasan belum ingin pulang ke Indonesia

Dalam wawancaranya bersama Kompas.com tahun 2015 lalu, Ainun mengungkapkan dirinya belum siap kembali ke Tanah Air lantaran ia menilai lingkungan kerja di Indonesia belum mendukung.

Ia mengaku terpaksa bekerja di luar negeri karena kondisi di Indonesia belum memberikan ruang yang nyaman untuk berkarya di bidang teknologi.

”Untuk dunia IT belum berkembang dengan baik di Indonesia. Bahkan, perusahaan saya punya cabang di Indonesia, tetapi ruang kerjanya berbeda. Di Indonesia mereka hanya jualan,” kata Ainun dalam wawancara pada 2015 lalu.

Saat itu, Ia berharap bahwa pemerintah bisa memberikan dukungan secara penuh pada orang-orang Indonesia yang ingin berkarya di bidang teknologi. Ainun menilai sebenarnya sumber daya manusia Indonesia jago dan mumpuni di bidang teknologi.

Baru-baru ini, Ainun juga mengungkapkan alasan lain, bahwa alasannya belum ingin kembali ke Indonesia adalah karena pendidikan anak.

"Terus kalau saya pribadi pendidikan anak-anak, enggak mau kalah dengan putra-putra jenengan Pak, sekolah di Singapura," lanjutnya sambil berkelakar.

Kepada Jokowi, Ainun juga menyampaikan bahwa ada dua hal yang sebaiknya dipastikan pemerintah agar para talenta digital mau kembali ke Tanah Air. Kedua hal itu adalah kesempatan dan stabilitas.

Soal kesempatan, Ainun menilai saat ini Indonesia punya peluang yang besar, mengingat Indonesia menjadi pasar digitalk terbesar ketiga di Asia Tenggara.

Baca juga: Jokowi: Ekonomi Digital Sumbang 4 Persen PDB Indonesia

Hanya saja, untuk stabilitas iklim industri digital dan jenjang karir menurutnya masih lebih pasti di luar negeri.

"Stability (stabilitas) ini mungkin yang agak tricky (rumit). Ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, ada yang pertimbangan stabilitas karir," kata Ainun.

Ainun menyarankan perlu ada perbaikan kepada stabilitas iklim industri digital di Indonesia. Kemudian, perlu ada dukungan dari sisi sistem pendidikan di Tanah Air yang memberi kesempatan kepada talenta digital untuk terus berkembang.

"Yang perlu dilakukan jangka panjang, baik yang dilakukan Mas Menteri Nadiem dengan merdeka belajar untuk jangka panjang, juga bisa terus dipertahankan," tambahnya.

Ainun mencontohkan, di Vietnam investasi di bidang pendidikan untuk para siswa-siswi dengan kepintaran di atas rata-rata sudah diterapkan sejak 1960-an.

Menurutnya, di setiap provinsi di Vietnam ada sekolah khusus bagi anak-anak jenius. Kondisi seperti ini belum ada di Indonesia. Namun, menurut Ainun, bukan berarti sistem pendidikan di Indonesia kurang bagus. Hanya saja belum dikondisikan secara khusus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com