KOMPAS.com - Invasi Rusia pada Ukraina membuat sejumlah perusahaan teknologi bertindak tegas. Facebook, YouTube, dan Twitter membatasi akun media Rusia dan memblokir iklan di akun tersebut.
Selain media sosial tersebut, Apple dan Google juga disebut mengambil tindakan. Kedua raksasa teknologi ini dikatakan telah melakukan pembatasan akses pengguna bank Rusia untuk bertransaksi menggunakan Apple Pay maupun Google Pay.
Youtube memblokir media Rusia yakni RT dan Sputnik, serta beberapa channel yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia. YouTube memblokir iklan dari saluran tersebut, sehingga channel tidak bisa melakukan monetisasi.
Dengan begitu, media tersebut tidak dapat menghasilkan uang lagi dari Youtube.
"Kami menghentikan sejumlah channel (Rusia) yang menghasilkan uang di Youtube, termasuk beberapa channel Rusia yang berafiliasi dengan sanksi belum lama ini," kata Youtube dikutip KompasTekno dari Reuters.
Baca juga: Aksi Hacker Anonymous Melawan Rusia, Deklarasi Perang hingga Kirim Pesan pada Putin
Selain itu, juru bicara Youtube, Farshad Shadloo, juga menegaskan pihaknya akan mengatur agar media yang dikelola pemerintah Rusia tidak direkomendasikan ke pengguna.
Beberapa channel itu juga akan dibatasi penayangannya di Ukraina, karena permintaan pemerintah Ukraina.
Ok, done a (very quick) check on several @YouTube channels from Russian state-owned outlets — that aren’t in RT network. They are all still displaying ads.
Excellent. Excellent. https://t.co/bNdbSwyiBO
— Mark Scott (@markscott82) February 26, 2022
Dalam praktiknya, Youtube memberikan label yang menunjukkan bahwa konten dari media terkait adalah konten yang dikelola oleh negara Rusia.
Sayangnya Youtube tidak merinci daftar channel Rusia yang diblokir dari fitur monetisasi di platform-nya.
Senada dengan Youtube, Facebook memblokir media yang didukung pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan dan monetisasi di platform-nya.
Kebijakan ini bahkan berlaku secara global. Dengan kata lain, akun media tersebut tidak dapat menjalankan iklan untuk audiens di mana pun.
Kebijakan ini disebut Facebook sudah dijalankan dan akan berlanjut hingga akhir pekan.
"Kami melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau memonetisasi di platform kami di mana pun di dunia," kata Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Facebook.
1/ We are now prohibiting Russian state media from running ads or monetizing on our platform anywhere in the world. We also continue to apply labels to additional Russian state media. These changes have already begun rolling out and will continue into the weekend.
— Nathaniel Gleicher (@ngleicher) February 26, 2022
Selain memblokir iklan, raksasa media sosial itu juga akan menambahkan label "media pemerintah Rusia" pada akun-akun terkait.
Hal ini menuai kritik dari pemerintah Rusia yang meminta Facebook untuk mengehentikan upaya pengecekan fakta dan label konten dari media milik negara. Namun, kritik tersebut ditolak oleh Facebook dengan dalih melindungi pengguna di platform-nya.
Baca juga: Rusia Kirim Surat ke Google, Desak Cabut Pemblokiran YouTube Media Pemerintah