"Pencurian listrik untuk penambangan Bitcoin menyebabkan pemadaman listrik yang sering terjadi, dan di tahun 2021 tiga rumah dihancurkan karena pasokan listrik ilegal," jelas Hawari.
Hal tersebut tak mengherankan karena aktivitas penambangan atau mining mata uang kripto seperti Bitcoin memang menggunakan mesin komputer dengan daya yang sangat tinggi.
Baca juga: Pasutri Pencuri Bitcoin Senilai Rp 64 Triliun Diringkus Polisi
Konsumsi listrik komputer di jaringan Bitcoin dilaporkan berkisar 130 terawatt-hour (TWh) per jam.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding konsumsi listrik seluruh negara Argentina yang berkisar 125 TWh dan mendekati Malaysia sebesar 147 TWh.
Namun, angka itu baru mewakili aktivitas penambangan untuk Bitcoin saja, belum termasuk mata uang kripto lain seperti Ethereum, Dogecoin, atau lainnya.
Bila konsumsi listrik untuk cryptocurrency lain ikut dikalkulasi, kemungkinan energi listrik yang digunakan untuk menambang keseluruhan jenis mata uang kripto lebih besar dari angka dalam laporan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.