Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AMD dan Intel Kompak Berhenti Jual Prosesor ke Rusia

Kompas.com - 05/03/2022, 14:02 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - AMD dan Intel menambah panjang daftar perusahaan teknologi yang menerapkan sanksi kepada Rusia. Kedua raksasa vendor chip dunia ini kompak menghentikan penjualan prosesor ke Rusia.

Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan pembatasan ekspor ke Rusia, termasuk penjualan semikonduktor.

Pihak AMD secara resmi mengatakan bahwa perusahaan mematuhi perintah Presiden AS Joe Biden dan menangguhkan penjualan ke Rusia.

Selain Rusia, perusahaan pembuat prosesor (CPU) seri Ryzen tersebut juga bakal menyetop sementara operasi bisnis di negara sekutu Rusia yang membantu proses invasi ke Ukraina, yaitu Belarusia.

Baca juga: Facebook, YouTube, hingga TikTok Kompak Blokir Akun Milik Rusia

"Berdasarkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh AS dan negara-negara lain, saat ini AMD memutuskan akan menangguhkan penjualan dan distribusi produk kami ke Rusia dan Belarusia,” jelas AMD, dikutip KompasTekno dari PCWorld, Sabtu (5/3/2022).

Intel juga mengatakan hal serupa dan menghentikan pasokan prosesor ke kedua negara tersebut untuk sementara waktu.

"Intel mengutuk invasi ke Ukraina oleh Rusia dan kami telah menangguhkan semua pengiriman ke pelanggan di Rusia dan Belarusia," tulis Intel dalam sebuah pengumuman.

Tidak disebutkan sampai kapan AMD dan Intel bakal menyetop penjualannya di Rusia. Yang jelas, langkah tersebut kemungkinan akan memiliki efek yang cukup signifikan terhadap ekonomi Rusia.

Baca juga: Menyoal Biang Keladi Kelangkaan Chip yang Bikin Pusing Industri Global

Meski demikian, pembatasan ekspor ini baru ditujukan untuk chip atau prosesor untuk keperluan militer.

Dampak penghentian pasokan chip ke Rusia

Ilustrasi Intel. The Verge/ Alex Castro Ilustrasi Intel.
Berdasarkan data Fortune, sekitar 70 persen produk semikonduktor yang dijual dan diekspor ke Rusia sendiri berasal dari China, sedangkan 30 persen sisanya berasal dari negara lain seperti AS, negara-negara Eropa, dan lain sebagainya.

Meski hanya 30 persen, produk chip dari AS sendiri konon lebih mumpuni dibanding produk chip dari China.

Untuk skala besar macam pemerintahan, chip sendiri berguna untuk mengadopsi teknologi baru dan menjalankan banyak alat dan mesin modern, salah satunya untuk perlengkapan militer dan alutsista.

Baca juga: Bisnis Semikonduktor Membaik, Tumbuh 25 Persen pada 2021

Artinya, alat-alat militer milik Rusia, seperti peluncur rudal, bisa jadi akan terdampak apabila pasokan chip dari AS ke negara tersebut terhambat.

Di sisi konsumen, pasokan chip ke Rusia juga bakal menghambat sejumlah produk yang sejatinya ditenagai dengan chip, seperti komputer, laptop, hingga konsol game.

Dengan kata lain, beberapa produk tersebut kemungkinan akan langka dan sulit didapatkan di pasar Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com