Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

kolom

Belajar dari Kecelakaan Pesawat China Eastern MU5735

Kompas.com - 26/03/2022, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kecelakaan terakhir terjadi pada tahun 2010 di mana pesawat jenis Embraer E-190 maskapai Henan Airlines jatuh di dekat Bandara Yichun dan menewaskan 44 orang dari 96 orang yang onboard.

SHELM

Apa yang dilakukan oleh CAAC dan manajemen China Eastern sesungguhnya juga cerminan bagaimana kedewasaan mereka dalam menyikapi suatu kejadian kecelakaan. Kecelakaan ini tentunya akan dilakukan investigasi oleh tim investigator China dengan dibantu tim dari pabrik pesawat dan negara lain yang terkait.

Investigasi secara umum akan menggunakan teknik analisa SHEL (Software, Hardware, Environment, dan Lifeware) yang pertama kali dikembangkan oleh Profesor Elwyn Edwards tahun 1972. Software adalah perangkat lunak seperti sistem, aturan dan sebagainya.

Hardware adalah perangkat keras seperti pesawat, radar, peralatan komunikasi dan sebagainya. Environment adalah alam dan lingkungan. Sedangkan Lifeware adalah manusia atau petugas operasional

Konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh Frank Hawkins tahun 1975 menjadi SHELL, dengan tambahan lifeware satu lagi yaitu manajemen. Dengan demikian bisa juga analisanya disebut SHELM.

Jadi sudah tepat apa yang dilakukan oleh CAAC yang didukung oleh manajemen China Eastern untuk “menyediakan” bahan-bahan yang diperlukan oleh tim investigasi. Bahan-bahan tersebut dijaga dan sebisa mungkin dihindarkan dari pengaruh-pengaruh luar sehingga saat diperlukan untuk investigasi dapat membawa hasil yang baik.

Tentu saja untuk menyediakan bahan-bahan tersebut sangat tidak mudah karena sebagian masih dipakai untuk operasional maskapai. Namun demi keselamatan, hal tersebut harus dilakukan.

Budaya keselamatan maskapai

Berbicara mengenai keselamatan penerbangan, maka maskapai penerbangan merupakan titik sentral, karena merekalah pelaku operasional suatu penerbangan.

Tingkat keselamatan penerbangan akan semakin tinggi jika di dalam maskapai penerbangan sudah terbangun dan dijalanakannya suatu budaya keselamatan dengan baik.

Saya mengutip almarhum Yaddy Supriyadi dalam bukunya: Keselamatan Penerbangan, Teori dan Problematika, yang didalamnya dipaparkan terkait tingkatan budaya keselamatan maskapai yang dikembangkan oleh Patrick Hudson dari Centre for Safety Science, Leiden University.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke