Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tinder, Medium Pencarian Jodoh Online

Kompas.com - 13/04/2022, 18:30 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pencari jodoh secara online, Tinder, tergolong salah satu dating apps yang cukup populer. Aplikasi ini bahkan sudah menyabet sejumlah penghargaan seperti 2022 Editors Top Pick Innovative Award dan 2022 Dating Sites Reviews Single's Choice Gold Award.

Aplikasi ini dapat menyajikan rekomendasi pasangan berdasarkan kota tempat tinggal, kepercayaan, hobi, hingga orientasi seksual.

Deretan faktor tersebut dipercaya dapat memperbesar peluang penggguna menemukan pasangan yang cocok, bahkan tidak jarang yang berakhir hingga ke pelaminan.

Di balik ketenaran Tinder, ada segelintir sosok penting yang berpengaruh di pengembangan aplikasi tersebut.

Tinder dibangun di bawah naungan startup Hatch Lab yang didirkan oleh Sean Rad, Jonathan Badeen, Justin Mateen, Joe Munoz, Dinesh Moorjani, dan Whitney Wolfe.

Aplikasi ini diluncurkan perdana untuk perangkat berbasis iOS pada 12 September 2012. Kemunculan Tinder menimbulkan kehebohan, terutama di kalangan mahasiswa.

Baca juga: Apa Itu Tinder Swindler yang Ramai di Twitter?

Berdasarkan data dari Boost Matches, total unduhan Tinder mencapai 1 juta kali pada awal tahun 2013.

Kemudian pada Juli 2013, Tinder mulai bisa digunakan di ponsel Android, setelah diminta oleh lebih dari 800.000 orang.

Pada tahun yang sama, Tinder memperluas pasar dan menjangkau sejumlah negara di luar Amerika Serikat, seperti Inggris, Kanada, Australia, serta deretan negara lainnya.

Masuknya Tinder ke pasar internasional membuka peluang bagi aplikasi ini untuk mendapat jumlah pengguna yang berlipat ganda.

Tahun 2014, keberhasilan Tinder mulai terlihat. Aktivitas pengguna dalam aplikasi semakin besar. Dalam satu hari, ada sebanyak 1 miliar kali swipe yang dilakukan pengguna Tinder secara keseluruhan. 

Aplikasi Tinder sendiri menggunakan gestur swipe atau mengusap layar ke kanan serta ke kiri, untuk menemukan pasangan yang cocok.

Selain itu, pada tahun yang sama, dilaporkan bahwa valuasi aplikasi kencan ini mencapai 1 miliar dollar AS.

Pada 2014 Tinder juga untuk pertama kalinya memperkenalkan layanan premium Tinder Plus. Layanan ini memungkinkan penggguna untuk dapat menikmati sejumlah fitur premium, salah satunya seperti jumlah likes yang tidak terbatas, fitur Rewind, dan Passport.

Layanan kencan online seperti Tinder sejatinya memang dapat digunakan secara gratis oleh pengguna. Namun, terdapat batas swipe dan like yang bisa diakses pengguna setiap harinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com