Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tinder, Medium Pencarian Jodoh Online

Kompas.com - 13/04/2022, 18:30 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Layanan premium yang dihadirkan Tinder terbukti laku di pasaran. Hal ini ditandai dengan melejitnya jumlah pendapatan yang diraih Tinder di tahun 2017 yang mencapai 404 miliar dollar AS.

Sebagian keuntungan yang diraih Tinder kembali digunakan perusahaan untuk meningkatkan layanan yang diberikan.

Pada Agustus 2018, Tinder meluncurkan fitur Tinder U yang secara eksklusif dikembangkan untuk mahasiswa di AS. Dengan Tinder U, mahasiswa di AS dapat lebih mudah mendapat pasangan dengan sesama mahasiswa lainnya.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Boost Matches, Rabu (13/4/2022), Tinder kemudian memecahkan rekor dengan melakukan match yang ke-30 miliar kali pada tahun 2019.

Saat awal mula pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, Tinder justru mendulang popularitas yang lebih besar.

Pada tahun ini, Tinder telah diunduh sebanyak lebih dari 340 juta kali dan sudah tersedia di 190 negara dengan lebih dari 40 jenis bahasa.

Kebijakan work from home (WFH) yang digaungkan di setiap negara menghambat terjadinya interaksi sosial secara langsung.

Hal ini mengakibatkan masyarakat beralih menggunakan aplikasi kencan online untuk mencari pasangan.

Seiring berjalannya waktu, Tinder memperkenalkan fitur anti-catfishhing untuk mengurangi penipuan identitas.

Baca juga: Tinder Uji Coba Video Chat, Bisa Dicoba di Indonesia

Perusahaan juga memperkenalkan tombol "Panic", serta layanan pusat keamanan yang memberikan edukasi seputar aktivitas kencan online.

Hingga pada tahun 2021 lalu, Tinder telah diunduh sebanyak 400 juta kali dan menawarkan layanan yang telah menjangkau 57 juta pengguna setiap bulannya, di mana 6,5 juta di antaranya berlangganan fitur-fitur premium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com