Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Suara Google Assistant, Siri, dan Alexa Menggunakan Suara Perempuan

Kompas.com - 15/04/2022, 13:15 WIB
Soffya Ranti

Penulis

KOMPAS.com - Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan virtual asisten suara seperti Google Assistant, Apple Siri, Amazon Alexa, dan lainnya.

Fungsi virtual asisten ini umumnya untuk membantu pengguna memberikan instruksi tertentu pada smartphone seperti navigasi GPS, mengatur alarm, mengatur cuaca dan lainnya.

Namun sadarkah Anda bahwa mayoritas virtual asisten memiliki kesamaan yaitu menggunakan suara perempuan.

Meskipun terdapat juga beberapa yang menggunakan suara pria namun, kenyataannya sistem otomatis suara Artificial Intelligence (AI) secara default sebagian besar menggunakan suara perempuan.

Lantas mengapa banyak perusahan teknologi yang cenderung lebih memilih virtual asisten menggunakan suara perempuan? Berikut ini terdapat beberapa alasannya. 

Baca juga: Google Assistant Kini Bisa Dibungkam Kalau Lagi Ngoceh

Suara wanita lebih banyak disukai

Dilansir dari Adapt World Wide, Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa manusia cenderung lebih menyukai suara perempuan. Bahkan beberapa teori mengatakan bahwa suara perempuan lebih menenangkan.

Selain itu, suara perempuan cenderung mengartikulasikan suara vokal yang lebih jelas sehingga lebih mudah dipahami terutama di lingkungan industri.

Tidak ada data untuk suara pria

Salah satu alasan programmer banyak menggunakan suara perempuan untuk digunakan sebagai virtual asisten adalah untuk menghemat waktu dan biaya dalam proses pengembangan aplikasi.

Mereka tidak perlu repot-repot kembali mengembangkan virtual asisten dengan suara pria. Hal tersebut sejalan dengan data suara sistem text-to-speech yang sebagian besar menggunakan suara perempuan.

Menilik sedikit sejarah virtual asisten penggunaan suara perempuan berasal dari tahun 1878 yaitu Emma Nutt, seorang wanita asal Amerika Serikat yang menjadi perempuan pertama yang menjadi operator telepon di perusahaan Telephone Despatch. 

Saat itu suara Emma sangat diterima dengan baik dan menjadikan banyak perusahaan mulai beralih menggunakan suara perempuan sebagai operator telepon.

Bahkan hingga saat ini banyak perusahaan yang kemudian menjadikan suara perempuan menjadi dominan untuk virtual asisten. Hal tersebut yang akhirnya membuat rekaman audio wanita lebih banyak dan mudah ditemukan untuk pengembangan sebuah aplikasi.

Karena pengguna cenderung lebih terbiasa menggunakan asisten virtual dengan suara perempuan, maka suara perempuan juga sudah pasti lebih diterima sehingga banyak programmer yang lebih memilih menggunakannya daripada harus merekam suara pria yang belum tentu dapat diterima baik oleh pengguna.

Baca juga: Bug iOS 15 Bikin iPhone Rekam Percakapan Pengguna dengan Siri

Membuat suara otomasi pria lebih sulit dan membutuhkan waktu lama

Industri Artificial Intelligence (AI) didominasi oleh virtual asisten menggunakan suara perempuan.  Maka tidak heran jika membuat sistem virtual asisten menggunakan suara pria cukup sulit.

Contoh saja yang terjadi pada perusahaan Google. Pada tahun 2016, Google meluncurkan “Google Assistant” dan ingin meluncurkan asisten virtual suara barunya dengan suara pria dan wanita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com