Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Tidak Mudah Membangun BTS di Papua

Kompas.com - 18/04/2022, 20:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun demikian, semangat lembaga yang ditugasi membangun daerah 3T, Bakti (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tidak pernah luntur. Puluhan ribu BTS dibangun, ribuan kilometer serat optik digelar dan akses satelit pun, lewat satelit HTS Satria 1, dibangun. Satelit HTS (high throughput satellite) Satria 1 akan mengudara pada semester kedua 2023 dengan kapasitas 150 GB, melayani sekitar 150.000 titik di kawasan 3T.

Kendala merebaknya Covid-19 menghambat proses pembangunan karena banyak petugas yang terpapar, perusakan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab juga menjadi penyebab kelambatan. Kendala tadi menyebabkan pembangunan BTS menjadi terhambat, namun Kementerian Keuangan berkenan memberi toleransi kelambatan sampai 90 hari.

Semula Bakti mentapkan target pembangunan sebanyak 7.904 BTS selama 10 tahun, dan target bisa dipercepat menjadi dua tahun saja, tahun 2021 dan 2022. Dari target tahun 2021 sebanyak 4.200 lokasi, sudah selesai 1.900 site dan tahun 2022 akan dilanjutkan tahap kedua dengan membangun BTS 4G di 3.704 lokasi.

Bakti juga bekerja sama dengan dua operator seluler, Telkomsel dan XL Axiata untuk membangun BTS di kawasan 3T dan non-3T, sebanyak 9.113 BTS. Telkomsel memenangkan tender untuk 7.772 BTS, yang hingga Maret lalu sudah merampungkan 2.750 BTS.

Dalam program ini, Bakti membangun prasarana dasar berupa site, menara dan catu daya, sementara operator memasang BTS-nya. Semua dibangun dengan koneksi VSAT (very small aperture terminal) dan teresterial (jaringan serat optik atau gelombang mikro. ***

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com