Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rajin Hapus E-mail Bantu Menyelamatkan Bumi, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - Diperbarui 20/04/2022, 08:36 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan, informasi tentang menghapus e-mail bisa bantu menyelamatkan Bumi kembali ramai diperbincangkan. Tampaknya, isu ini kembali muncul dari Twitter, bebarengan dengan tagar #LetTheEarthBreath yang bercokol di topik teratas (trending topic) Twitter beberapa hari lalu.

Beberapa warganet membagikan tips upaya nyata untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan, salah satunya adalah dengan menghapus tumpukan e-mail yang tidak penting.
Lantas, benarkan menghapus e-mail bisa membantu menyelamatkan bumi?

Sebelum membahas lebih jauh, informasi menghapus e-mail yang bisa bantu selamatkan lingkungan, berkaitan dengan sampah digital atau digital waste.

Baca juga: Benarkah Menumpuk E-mail Ikut Mempengaruhi Perubahan Iklim?

Sampah digital merupakan istilah baru yang menggambarkan bagaimana pengelolaan data digital yang buruk, bisa berdampak pada lingkungan.

Jadi, sampah digital bisa diartikan sebagai aktivitas pemborosan data serta efek jangka panjang yang timbul dari penyimpanan informasi dalam format digital dengan ukuran sangat besar, baik informasi data mentah, data yang sudah diproses, data yang tidak digunakan, maupun data yang sedang digunakan.

E-mail tidak penting yang menumpuk menjadi salah satu contoh sampah digital. Melansir Revolutionized, pada tahun 2016, rata-rata sektor bisnis menyimpan 347,56 TB data, berdasarkan penelitian dari HubSpot. Jumlah itu, konon bisa menghasilkan 700 ton karbondioksida setiap tahunnya.

Di sektor bisnis, e-mail menjadi salah satu alat komunikasi digital profesional yang seirng digunakan. Sehingga, aktivitas berkirim e-mail secara tidak langsung ikut menyumbang sampah digital.

Baca juga: E-mail Hasilkan Emisi Karbon, Bagaimana Perusahaan Teknologi Mengatasinya?

Sebab, untuk menyimpan jutaan e-mail yang dikirimkan dan diterima, dibutuhkan server yang cukup besar untuk menampung miliaran e-mail. Server itu sendiri beroperasi menggunakan listrik yang cukup besar.

Semakin banyak server yang dibutuhkan, maka konsumsi daya listrik yang digunakan semakin besar pula. Saat ini, masih banyak negara yang mengandalkan sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara untuk menyediakan listrik.

Padahal, emisi karbon yang dihasilkan dari sumber energi tersebut, memperburuk kerusakan lingkungan.

Semakin banyak server berukuran besar yang dibuat, semakin banyak pula listrik yang dibutuhkan, maka emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembankit listrik, akan semakin banyak.

Dengan menghapus e-mail tidak penting yang menumpuk, maka "beban" server akan berkurang dan konsumsi daya untuk menampung e-mail dan data digital lain pun, secara tidak langsungg ikut berkurang.

Baca juga: Yuk Hapus 10 E-mail per Hari, Bisa Menghemat Ribuan Ton Batubara

Memang, berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas berkirim e-mail sehingga "beban" server bisa berkurang? Seberapa signifikan menghapus e-mail untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan?

Pertanyaan tersebut telah diulas dalam artikel berikut: Benarkah Menumpuk E-mail Ikut Mempengaruhi Perubahan Iklim?

Intinya, menghapus e-mail memang bisa menjadi salah upaya membantu menyelamatkan lingkungan. Akan tetapi dampaknya tidak cukup signifikan, jika hanya sekadar menghapus e-mail.

Sebab, data yang ditampung dalam server tidak hanya terbatas pada e-mail, namun juga data digital lain. Hal tersebut juga dikatakan Country Director Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie.

"Konsumsi energi untuk menghapus e-mail akan sangat kecil, sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan e-mail spam kemungkinan besar memiliki dampak pengurangan karbon yang dapat diabaikan," ungkap Megawaty kepada KompasTekno beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com