KOMPAS.com - Status level aktivitas Gunung Anak krakatau saat ini naik dari Waspada level II menjadi Siagal level III. Kenaikan level tersebut diumukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan di Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB,” dikutip Kompas.com dalam laman resmi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (25/4/2022).
Naiknya status level Gunung Anak Krakatau menjasi Siaga III didasarkan pada frekuensi aktivitas vulkanik yang saat ini masih dalam periode erupsi menerus, dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus, menjadi tipe strombolian.
Baca juga: Cara El Salvador Menambang Bitcoin, Pakai Tenaga Gunung Api
Erupsi tipe strombolian yang terjadi sejak tanggal 17 April ini menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar yang keluar dari magma yang dangkal.
Nah, aktivitas Gunung Anak Krakatau ini bisa dipantau secara langsung lewat situs magma.esdm.go.id yang dikelola oleh PVMBG.
Situs ini akan menampilkan beberapa informasi terkait aktivitas vulkanik gunung berapi yang ada di Indonesia, termasuk aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang saat ini berstatus Siaga level III.
Informasi aktivitas gunung berapi akan ditampilkan secara berkala dari hari ke hari. Di situs tersebut, masyarakat bisa melihat peta yang dilengkapi dengan KRB (Kawasan Rawan Bencana).
Adapun jangkauan KRB akan ditandai dengan lingkaran warna merah seperti gambar di bawah ini.
Selain peta, situs magma.esdm.go.id juga akan memberikan informasi terkait iklim dan kondisi cuara di sekitar gunung berapi. Dari tangkapan layar tentang aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berstatus Siaga level III, disebutkan bahwa pada Senin (25/4/2022) sore sekitar pukul 18.30 WIB, cuara berawan, angin lemah ke arah timur laut, suhu udara 31-33 derajat celcius, dan kelembaban 42-50 persen.
Baca juga: Perangi Konten Negatif, Kominfo Gandeng BMKG hingga Kementerian Agama
Ada pula informasi terkait pengamatan kegempaan, di mana laporan terakhir menyebut terjadi satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 4-50 mm, dominan 10 mm.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.