Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platform Jual-Beli Kripto Setop Perdagangan Terra Luna

Kompas.com - 13/05/2022, 13:29 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Transaksi jual/beli token Terra (LUNA) akan dihentikan jika harga token tersebut mencapai Rp10. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Pantauan KompasTekno, saat berita ini ditulis, Jumat (13/5/2022) siang, kini harga token Luna di platform Pintu hanya Rp 1 per keping, turun 99 persen dalam perdagangan bursa kripto dalam 24 jam terakhir.

Artinya, investor juga sudah tidak bisa lagi transaksi token Luna di platform Pintu.

Seminggu terakhir ini, harga token Terra Luna terus merosot drastis. Padahal pada April 2022, Terra Luna sempat mencapai harga tertingginya senilai 119 dolar AS (Rp 1,7 juta) per keping koin.

Penyebab harga Terra Luna anjlok

Perlu diketahui terlebih dahulu, token Terra Luna, secara intrinsik memiliki keterkaitan dengan keberadaan stablecoin TerraUSD (UST). Keduanya lahir dari jaringan blockchain Terra yang didirikan oleh perusahaan Terraform Labs.

Yang paling membedakan, TerraUSD adalah sebuah stabecoin, yang mana harganya dipatok 1:1 pada aset cadangan seperti dollar AS atau emas. Alhasil, harga UST akan dijaga agar tak jatuh di bawah 1 dollar AS.

Meski berbeda, kedua aset kripto ini memiliki hubungan mutual dan bisa dimanfaatkan investor untuk menyelamatkan asetnya, bila salah satu harga aset (TerraUSD/Luna) anjlok.

CEO Tokocrypto Pang Xue Kai menjelaskan, setiap ada UST yang diterbitkan, ada token Luna yang di-burn atau dihancurkan, begitu pula sebaliknya.

"Konsepnya UST mint (diterbitkan), ada Luna burn (dihancurkan). Sedangkan bila ada UST burn, makan akan ada Luna mint," jelas Kai.

Baca juga: Intel Siapkan Chip Khusus Penambangan Kripto

Seharusnya secara algoritma, ketika harga UST jatuh, ada UST yang di-burn dan Luna yang diterbitkan. Namun di sisi lain, nilai token Terra Luna bisa turun, jika TerraUSD dianggap tidak stabil.

Nah, masalahnya, pada perdagangan Jumat (13/5/2022), harga stablecoin TerraUSB (UST) turun ke level 0,19 dollar AS, menjadikannya sebagai penurunan terendah sepanjang masa keberadaan jaringan Terra.

Hal ini terjadi setelah jumlah UST yang dikelola platform Decentralized Finance, Anchor, amblas dari 14 miliar dollar AS ke 8 miliar dollar AS.

Padahal seharusnya, sebagai stablecoin, nilai TerraUSD seharusnya tak jauh di bawah 1 dollar AS. 

Kai meyakini bahwa, penurunan harga token Terra Luna ini sangat terpengaruh oleh faktor peg atau berkurangnya nilai dari stablecoin asli di jaringan Terra, TerraUSD (UST) hari ini. 

"Jadi jika Luna Foundation Guard mau kembalikan lagi ke peg-nya itu UST 1 dollar, mau tidak mau, dia mesti burn UST yang supply-nya berlimpah. Efeknya ketersediaan token Luna semakin banyak, otomatis harganya akan terus anjlok sampe UST bisa stabil ke 1 dollar AS lagi," kata Kai.

Kai juga menjelaskan, penuruan harga stablecoin UST ke level 0,19 dollar AS tersebut membuat pelaku pasar khawatir dan ragu atas kondisi pasar stablecoin dan pasar kripto pada umumnya yang terlalu volatil untuk saat ini.

"Ketakutan ini pun semakin bertambah setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dan Bank Sentral Amerika "The Fed" kompak mengatakan bahwa stablecoin adalah risiko besar yang mengancam sektor keuangan.

Karena itulah, menurut Kai, peluang token Terra Luna untuk bangkit tampak sulit dicapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com