"Ketakutan ini pun semakin bertambah setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dan Bank Sentral Amerika "The Fed" kompak mengatakan bahwa stablecoin adalah risiko besar yang mengancam sektor keuangan.
Karena itulah, menurut Kai, peluang token Terra Luna untuk bangkit tampak sulit tercapai.
Menurut pantauan KompasTekno, di situs CoinDesk, Jumat (13/5/2022) pukul 13.30 WIB, token Luna dan stablecoin TerraUSD menjadi dua aset kripto dengan penurunan terbanyak "Top Loser" selama 24 jam terakhir.
Baca juga: Apa Itu Shiba Inu Coin, Kripto yang Harganya Meroket Belakangan Ini
Kini, token Luna diperdagangkan di level 0,00827 dollar AS (setara Rp 121), anjlok 96,53 persen dalam satu hari terakhir.
Sementara, stablecoin TerraUSD (UST) diperdagangkan di harga 0,115176 dollar AS (setara Rp 1.688), amblas 78,48 persen dalam 24 jam terakhir.
Menurut laporan TechCrunch, pas anjloknya harga dua aset kripto miliknya, Terraform Labs telah mematikan operasi blockchain Terra miliknya.
Platform pertukaran mata uang kripto (cryptocurrency exchange) terbesar dunia, Binance telah menghentikan perdagangan token Luna dan stablecoin TerraUSD (UST) di sebagian besar pasangan perdagangan di jaringannya, sebagaimana dihimpun dari TechCrunch.
Platform jual-beli aset kripto di Indonesia yang turut menghentikan aktivitas jual dan beli Terra Luna adalah Tokocrypto (PT Crypto Indonesia Berkat) dan Triv.co.id (PT Tiga Inti Utama).
Sementara latform perdagangan aset digital "Pintu" (PT Pintu Kemana Saja) mengumumkan baru akan menghentikan transaksi jual-beli Terra Luna, bila harga token ini mencapai Rp 10.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.