KOMPAS.com - Harga Stablecoin Terra USD (UST) dan token kripto Luna terus merosot dalam beberapa hari terakhir. Terraform Labs, perusahaan di balik kedua aset kripto tersebut bahkan menyetop transaksi baru sebanyak 2 kali kurang dari 24 jam.
Dalam cuitan perusahaan di Twitter, Terraform Labs berkata bahwa validator atau entitas yang berhak memverifikasi transaksi di blockchain, memutuskan untuk "membuat rencana guna menyusun ulang" jaringan Terra.
Baca juga: Harga Bitcoin hingga Terra Luna dkk Terus Merosot, Ini Penyebabnya
"Blockchain Terra resmi disetop di blok 7607789. Validator Terra menyetop jaringan untuk menyusun ulang rencana. Nantikan pembaruan yang akan datang," tulis perusahaan di Twitter dengan handle @terra_money.
The Terra blockchain has officially halted at block 7607789.
Terra Validators have halted the network to come up with a plan to reconstitute it.
More updates to come.
— Terra (UST) ???? Powered by LUNA ???? (@terra_money) May 13, 2022
Perusahaan juga memberikan keterangan melalui Discord dengan berkata "Kuorum di antara validator berupaya menyetop jaringan untuk menghindari krisis DECIMAL karena depresiasi eksponensial Luna," demikian keterangan Validator Terra sebelum penutupan transaksi, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Bloomberg.
Baca juga: Mengenal Do Kwon, Sosok di Balik Terra Luna yang Disebut Elizabeth Holmes-nya Kripto
Sebelumnya validator juga sempat menyetop transaksi hingga kemudian membukanya lagi. Analogi praktik ini seperti mematikan komputer dan menyalakannya lagi, sehingga terjadi pembaruan software. Dalam jaringan blockchain, praktik ini dilakukan untuk membantu menghindari serangan siber.
Harga UST sendiri dijual hanya 11 sen AS pada Jumat (13/5) siang. Sementara Terra Luna ambles ke harga hampir nol. Padahal, token tersebut pernah menyentuh angka 119 dolar AS (Rp 1,7 juta) sebulan lalu, yaitu pada April 2022.
Menurut data CoinMarketCap, total token Luna yang beredar naik dari 1,46 miliar menjadi 6,5 triliun per Kamis (12/5).
Adapun hubungan UST dengan Terra Luna adalah bagian dari upaya untuk mempertahankan pasak 1 dolar AS. Jadi pemilik UST bisa menukar satu UST (seharga di atas atau di bawah 1 dolar AS), dengan satu koin Luna maupun sebaliknya.
Terra Luna merupakan token yang dibuat oleh Terraform Labs yang berbasis di Singapura pada tahun 2018 dan merupakan bagian dari proyek blockchain Terra, yang dimaksudkan untuk melacak nilai dollar AS, atau sama halnya dengan stablecoin Tether dan USDC.
Tidak seperti aset kripto lain, Terra tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya.
Sebagai gantinya, Terra menggunakan campuran kode yang kompleks di samping token yang disebut dengan "Luna" untuk menstabilkan harga.
Baca juga: Apa Itu Terra Luna Coin, Mengapa Harganya Anjlok dari Jutaan hingga Tinggal Rp 87?
Dirangkum KompasTekno dari CoinDesk, Terra Luna memiliki peran penting dalam menjaga stablecoin Terra USD (UST) tetap stabil.
Stablecoin adalah mata uang kripto yang dibuat agar memiliki nilai yang sama dengan aset tertentu, seperti mata uang yang diterbitkan negara (misalnya dollar AS/rupiah) atau komoditas lain seperti emas.
Stablecoin dibuat agar harga mata uang kripto bisa stabil. Sebab, jumlah stablecoin yang beredar di blockchain sama dengan jumlah uang resmi (mata uang terbitan negara) yang dimiliki oleh perusahaan.
Namun, UST memiliki metode yang berbeda dengan stablecoin lainnya, seperti USDC dan USDT dalam menstabilkan harganya. Sebab, UST menggunakan algoritma berbasis "kontrak cerdas" (smart contract) untuk menjaga harga Terra USD atau UST tetap stabil pada harga 1 dollar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.