Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Akun Bot atau Spam yang Bikin Elon Musk Tunda Beli Twitter?

Kompas.com - 19/05/2022, 18:15 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Rencana Elon Musk beli Twitter seharga 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 635 triliun, tampaknya tengah mengalami kendala.

Akhir pekan lalu, tepatnya pada tanggal 13 Mei, muncul kabar bahwa Elon Musk tunda beli Twitter lantaran jumlah akun spam atau akun bot yang berada di platform media sosial berlogo burung biru itu.

Baca juga: Apa itu SpaceX? Perusahaan Teknologi Elon Musk yang Dikunjungi Jokowi

Sebelumnya, Twitter sempat mengeluarkan klaim jumlah akun bot tersebut berada di bawah lima persen dari 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU).

Klaim Twitter itu diragukan oleh Musk. Melalui unggahan di Twitter dengan handle @elonmuskm, dikatakan bahwa proses pembelian bakal dihentikan sementara waktu hingga Twitter mampu menunjukkan bukti atas klaim terkait jumlah akun bot di bawah lima persen.

Menurut Musk sendiri, ada lebih dari 20 persen akun palsu/spam yang eksis di Twitter. Angka ini lebih besar, bahkan empat kali lipat lebih besar dari jumlah yang diklaim oleh Twitter.

"(Sebesar) 20 persen akun palsu/spam, empat kali lipat dibanding klaim Twitter, (dan) bisa lebih banyak lagi," kata Musk dalam twitnya di Twitter dengan handle akun @elonmusk, sekaligus menanggapi tweet dari akun Teslarati.

Seakan ingin membalas keraguan Musk, CEO Twitter Parag Agrawal berusaha untuk menjelaskan upaya perusahaannya untuk mengentaskan persoalan keberadaan akun bot ini.

Menurutnya, tim Twitter selalu berupaya untuk memperbarui kebijakan dan sistemnya demi memberantas akun bot secara berkala. Hal ini bertujuan supaya Twitter bisa mengenali mana akun pengguna asli dan mana akun bot, sehingga tidak salah blokir.

"Setiap keputusan blokir yang dilakukan tim kami didasarkan pada aturan kebijakan Twitter yang mendefinisikan akun spam dan manipulasi platform," jelas Parag dalam utas Twitter melalui handle @paraga.

"Kami juga menggunakan data publik dan pribadi (misalnya, alamat IP, nomor telepon, geolokasi, jenis browser, apa yang dilakukan akun saat aktif, dan lain sebagainya) untuk menentukan apakah sebuah akun merupakan akun bot atau bukan," imbuh Parag.

Sebelumnya, Musk sendiri memang kerap mempermasalahkan banyaknya akun bot di Twitter. Bahkan, saking banyaknya akun kripto yang menggunakan nama Musk, ia sempat menyebut bahwa masalah ini menjadi isu yang "paling menyebalkan" di Twitter.

Terlepas dari tertundanya proses Elon Musk akuisisi Twitter, akun bot sendiri cukup mudah dijumpai di platform media sosial tersebut. Adapun perilaku akun bot itu tak selalu berkaitan dengan aktivitas spam, yang mengirimkan pesan bertubi-tubi dan mengganggu.

Untuk mengetahui akun bot di Twitter, perlu dipahami dulu apa itu bot, sebagaimana KompasTekno rangkumkan di bawah ini.

Apa itu bot?

Secara istilah, bot singkatan dari robot. Di media sosial, bot mengacu pada program program yang menjalankan tugas secara otomatis, umumnya dengan cara yang meniru aktivitas pengguna.

Penggunaan bot tersebut sudah umum dipakai di platform pesan instan IRC (Internet Relay Chat), sejak tahun 1988. Bot digunakan untuk menjaga ruang obrolan grup tetap terbuka saat pengguna meninggalkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com