Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Yandex Mundur Setelah Kena Sanksi Uni Eropa

Kompas.com - 06/06/2022, 13:01 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sanksi Uni Eropa yang diberlakukan kepada Rusia, membuat sejumlah perusahaan teknologi angkat kaki dari negara Beruang Merah. Sanksi tersebut ternyata tidak hanya berlaku untuk perusahaan, tetapi juga individu.

Terbaru, Uni Eropa memasukkan nama CEO Yandex, Arkady Volozh, dalam daftar tersebut. Yandex sendiri merupakan perusahaan mesin pencari yang populer di Rusia dan disebut-sebut sebagai pesaing Google di sana.

Arkady Volozh yang turut mendirikan Yandex pada 1997 lalu, dituduh mendukung Rusia secara materi maupun finansial.

Lebih rinci, Volozh disebut berperan dalam "mempromosikan media dan narasi pemerintah (Rusia) dalam hasil pencarian dan menghapus konten yang terkait dengan perang Rusia terhadap Ukraina".

Baca juga: Twitter Akan Tandai Kicauan Hoaks Soal Perang Rusia-Ukraina

Karena namanya masuk dalam daftar sanski, Volozh mengundurkan diri dari perusahaan dan meninggalkan posisinya di dewan direksi.

Meski demikian, Volozh mengatakan bahwa sanksi tersebut "salah alamat".

Usai mundur dari jabatan CEO, Volozh lantas mengalihkan hak suaranya di Yandex kepada dewan perusahaan.

Yandex tidak masuk daftar sanksi

Meski nama CEO-nya tercatat dalam daftar sanksi, perusahaan Yandex sendiri tidak masuk dalam daftar tersebut.

Perusahaan yang kerap dijuluki "Google Rusia" itu juga yakin pihaknya dapat menjalankan operasional tanpa kendala meski tanpa kepemimpinan Volozh.

"Dewan terus berfungsi seperti biasa. Yandex memiliki tim manajemen yang kuat yang ditempatkan dengan baik untuk membawa perusahaan ke level baru dengan dukungan berkelanjutan dari Dewan," tulis Yandex dalam sebuah pernyataan, dikutip KompasTekno dari Reuters, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Google Ajukan Pailit di Rusia

Tak hanya Volozh, beberapa eksekutif Yandex juga mundur belum lama ini akibat sanksi dari Uni Eropa.

Dilansir dari The Moscow Times, Wakil CEO Yandex - Tigran Khudaverdyan sebelumnya juga mengundurkan diri pada Maret lalu. Begitu pula dengan Kepala Eksekutif Yandex, Elena Bunina yang mundur dalam waktu yang sama akibat sanksi Uni Eropa.

Praktik ini turut berdampak pada saham perusahaan yang turun sekitar 6 persen.

Yandex sendiri merupakan raksasa pencarian di Rusia dan memiliki kantor pusat di Belanda. Pada kuartal IV-2021, perusahaan mengeklaim sudah mewakili 60 persen lebih pencarian internet di Rusia.

Baca juga: Mark Zuckerberg Dilarang Masuk ke Rusia Selamanya

Namun sejak invasi Rusia ke Ukraina, Yandex dituduh meminimalisasi sumber berita independen dalam hasil pencarian karena tekanan dari pemerintah Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com