Artinya, ponsel ini sudah mendukung layanan 5G dari operator seluler Telkomsel (band n40) dan Indosat (band n3).
KompasTekno mencoba menggunakan jaringan Telkomsel.
Sepengalaman KompasTekno, ponsel ini sudah bisa langsung terhubung ke sinyal 5G Telkomsel ketika berada di wilayah jangkauan 5G Telkomsel, seperti di sekitar wilayah Pantai Indah Kapuk, misalnya.
Sebelumnya, pengguna hanya perlu mengubah preferensi pilihan jaringan di pengaturan saja. Caranya, klik menu "Settings" > "Connections" > "Mobile networks" > "Network mode Tsel".
Pengguna tinggal mengatur mode ke "5G/LTE/3G/2G (auto connect) saja.
Perlu dipastikan pula, pengguna sudah menggunakan kartu SIM berjenis USIM agar dapat terhubung ke jaringan 5G.
Selama satu bulan ini, Samsung Galaxy A73 5G kami gunakan sebagai daily driver, atau perangkat untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Mulai dari bermain media sosial, menonton Netflix, mengambil foto dan video, dan lainnya.
Dengan skenario penggunaan normal, Samsung Galaxy A73 5G dapat menemani aktivitas harian kami hingga sore hari.
Untuk penggunaan normal, kami biasanya melakukan pengisian daya sebanyak dua kali dalam sehari.
Untuk aspek dayanya, Samsung Galaxy A73 5G ditopang oleh baterai berkapasitas 5.000 mAh dengan dukungan Super Fast Charging 25 watt.
Seperti dijelaskan di awal, ponsel ini tidak dibekali dengan adapter (kepala) charger 25 watt bawaan.
KompasTekno juga tidak memiliki adapter charger 25 watt. Sebagai gantinya, kami menggunakan adapter charger 120 watt dari ponsel Xiaomi 11T Pro.
Sepengalaman KompasTekno, dengan adapter charger tersebut, daya Galaxy A73 5G dapat terisi dari 24 persen hingga penuh 100 persen dalam waktu 83 menit atau 1 jam 23 menit.
Di sektor hardware, Samsung Galaxy A73 5G ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 778G 5G, dipadukan dengan RAM 8 GB serta penyimpanan media 256 GB.
Ada pula fitur RAM Plus yang bisa digunakan untuk memperluas kapasitas RAM hingg 16 GB.
Dengan chipset 5G dan memori yang besar, ponsel ini dapat bekerja dengan baik dan mulus selama satu bulan digunakan.
Misalnya, kami bisa membuka banyak aplikasi sekaligus lalu dapat berpindah antar-aplikasi dengan cepat dan lancar. Kami juga tidak pernah mengalami hambatan atau error lain yang mengharuskan ponsel untuk di-restart.
Lantas, seberapa kencang kinerja smartphone penerus Galaxy A72 ini?
Dalam pengujian PCMark, Samsung A73 5G mampu menghasilkan skor 15.119 poin untuk mode "Storage 2.0", serta 11.773 poin untuk mode "Work 3.0".
Kemudian untuk pengujian Geekbench 5, ponsel penerus Galaxy A72 ini berhasil mendapatkan skor 743 poin untuk pengujian CPU single-core, serta 2.566 poin untuk pengujian multi-core.
Baca juga: Samsung Optimis Ponsel Lipat Akan Semakin Membumi
Sementara dalam pengujian AnTuTu 9, Galaxy A73 5G yang kami jajal menghasilkan skor benchmark keseluruhan mencapai 483.475 poin. Adapun nilai benchmark tertinggi disumbang oleh kemampuan pengolah grafis (GPU) dengan skor 157.935 poin.
Skor pengujian Samsung Galaxy A73 di atas ternyata lebih kencang dari hasil benchmark Galaxy A72 yang dirilis tahun 2021.
Sebab, meski mengisi segmen kelas menengah (mid-range), Samsung Galaxy A73 5G mewarisi berbagai fitur dari ponsel kelas atas (flagship). Mulai dari kamera 108 MP, fitur ketahanan air dan debu dengan rating IP67, dukungan 5G, hingga RAM Plus 8 GB.
Dengan segudang fitur yang dibawa tersebut, tak berlebihan rasanya bila menjuluki Galaxy A73 5G sebagai ponsel mid-range tercanggih dari Samsung untuk saat ini.
Galaxy A73 5G juga bisa dibilang cocok bagi mereka yang tak keberatan mengeluarkan uang Rp 7,8 juta untuk ponsel yang tak dibekali adapter charger bawaan dan tak memiliki colokan audio jack 3.5mm.
Kelebihan Samsung Galaxy A73 5G
Kekurangan Samsung Galaxy A73 5G