Seiring dengan perangkat komputer yang semakin bisa dijangkau banyak orang, game kompetitif online semakin berkembang di era 1990-an.
Pada momen tersebut, banyak pihak yang menyelenggarakan turnamen secara online atau secara lokal (LAN) untuk beberapa game populer seperti Doom, Quake, Unreal Tournament, hingga Starcraft.
Dari sini, muncul berbagai liga atau turnamen populer macam Electronic Sports League, German Clan League, ClanBase, dan lain sebagainya.
Kehadiran banyak game kompetitif, macam Counter-Strike yang diluncurkan pada 1990, turut melahirkan banyak turnamen e-sports skala dunia.
Di antaranya seperti World Cyber Games (WCG, 2000) yang digelar di Korea Selatan, Electronic Sports World Cup (ESWC, 2003) di Perancis, Major League Gaming (MLG) di AS, dan masih banyak lagi.
Bahkan pada 2005 lalu, kompetisi Cyberathlete Professional League (CPL) merupakan kompetisi e-sports pertama di dunia yang total hadiahnya tembus 1 juta dolar AS (sekitar Rp 14,5 miliar, asumsi jika 1 dolar AS = Rp 14.500).
Total hadiah yang sama juga dihadirkan melalui kompetisi e-sports Championship Gaming Series (CGS) pada 2007 lalu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari ISPO.com, Kamis (9/6/2022).
Kompetisi ini mempertandingkan sejumlah game populer seperti Counter-Strike: Source, Dead or Alive 4, FIFA 07, hingga Project Gotham Racing 3.
Dengan jumlah game yang semakin banyak, serta teknologi yang semakin maju, e-sports semakin berkembang menjadi sebuah ekosistem yang bisa dibilang menguntungkan berbagai pihak, baik itu dari pengembang game hingga para pemainnya.
Berbagai turnamen e-sports pun terus digelar sepanjang tahun, mulai dari turnamen tahunan Dota 2 yang berjudul "The International", League of Legends "World Championship", Counter-Strike Global Offensive Major Championship, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri, kepopuleran e-sports bisa dilihat dari segmen game mobile yang bersifat kompetitif seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, dan lain sebagainya.
Baca juga: Jepang Buka Sekolah E-sports Pertama dengan Kurikulum Khusus
Ketiga game ini bisa dibilang memiliki basis penggemar yang cukup banyak di Indonesia, seiring dengan bertambahnya daftar tim e-sports yang bertanding di game-game tersebut.
Beberapa turnamen e-sports besar dari ketiga game tersebut mencakup Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID), PUBG Mobile Pro League Indonesia (PMPL ID), hingga Free Fire Master League Indonesia (FFML ID).
Keenam medali tersebut terdiri dari dua medali emas (Free Fire dan PUBG Mobile), tiga medali perak (Free Fire, PUBG Mobile, dan Mobile Legends), serta satu medali perunggu (Cross Fire).
Ke depannya, bukan tidak mungkin e-sports di Indonesia akan semakin maju lagi, terlebih setelah ada lembaga yang menaungi game kompetitif di Tanah Air.
Mereka adalah macam Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) dan Indonesia Esports Association (IESPA).
Perkembangan e-sports tentunya juga tak lepas dari semakin banyaknya organisasi e-sports di Indonesia yang melahirkan berbagai tim profesional seperti Rex Regum Qeon (RRQ), Evos Esports, Alter Ego Esports, Bigeton Esports, Onic Esports, dan sebagainya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.