Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Faktor yang Membuat Startup Indonesia Sulit Dapat Dana Asing

Kompas.com - 17/06/2022, 07:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan rintisan alias startup di Indonesia diprediksi bakal kesulitan untuk mendapatkan pendanaan (funding) secara terus menerus, terutama dari investor asing.

Setidaknya begitulah menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal.

Menurut Fithra, setidaknya ada tiga faktor yang membuat startup Indonesia bakal sulit mendapatkan pendanaan secara terus-menerus. Apa saja?

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Startup Indonesia?

Potensi keuntungan yang berkurang

Fithra menceritakan, sebenarnya startup baru banyak bermunculan di dunia pasca-krisis ekonomi global pada 2008 silam, termasuk di Indonesia.

Masalahnya, ketika itu, perbedaan ketersediaan modal (capital) di negara berkembang dan negara maju timpang.

"Nah, investor asal negara maju seperti Amerika Serikat ingin melebarkan portofolionya, yakni tak hanya di pasar modal konvensional, tapi juga ke startup di negara berkembang," kata Fithra, saat dihubungi KompasTekno, Kamis (16/6/2022).

Menurut dia, hal tersebut terbilang wajar dilakukan karena investor mencoba berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, meskipun relatif lebih berisiko.

Baca juga: Ketika Investor Kelas Kakap Beri Peringatan kepada Para Pendiri Startup

"Saat itu, startup Indonesia juga dapat limpahan modal," kata Fithra.

Sekarang, ketimpangan ketersediaan modal antara negara maju dan negara berkembang semakin tipis. Artinya, potensi pelebaran portofolio untuk mencapai keuntungan yang tinggi di negara berkembang seperti Indonesia, semakin tipis juga.

"Maka kecenderungannya adalah investor dari negara maju menahan diri untuk melakukan investasi-investasi yang signifikan," kata Fithra.

Tuntutan startup agar bisa "untung"

Modal adalah semua hal yang dimiliki baik berupa uang, barang, aset lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan dalam menjalankan usahaFreepik Modal adalah semua hal yang dimiliki baik berupa uang, barang, aset lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan dalam menjalankan usaha
Fithra menjelaskan, selain menjadi ladang investasi, sebelumnya negara berkembang juga menjadi target ekspansi yang agresif dari startup yang keberadaannya sudah ajeg di negara maju.

Makanya tak heran bila banyak startup dari negara maju beroperasi di negara berkembang.

Menurut Fithra, startup ini awalnya selalu menargetkan "traction" atau pertumbuhan saja di negara berkembang. Misalnya seperti pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan basis pelanggan. Belum mengarah ke profitabilitas.

Baca juga: Jeff Bezos Kembali Suntik Dana ke Startup Indonesia

Namun, siklus bisnis startup sudah mulai berubah. Dari yang awalnya pemodal ventura hanya mengejar pertumbuhan, kini mereka (venture capitalist) menuntut startup untuk menghasilkan keuntungan (profitable).

"Sehingga sekarang startup akan lebih sulit mendapatkan funding dari para pemodal ventura," kata Fithra.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com