Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos TikTok Sebut Platformnya Bukan Media Sosial seperti Facebook

Kompas.com - 17/06/2022, 15:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Selama beberapa tahun terakhir, TikTok menjadi media sosial yang paling populer di dunia, mengalahkan Facebook dan Instagram.

Tak heran, bila akhirnya dua jejaring sosial di bawah naungan Meta Platforms Inc. (dulu Facebook Inc.) itu "meniru" TikTok. Misalnya, dengan merilis fitur video pendek Instagram Reels dan Facebook Reels.

Namun, TikTok tampaknya tidak ingin "disama-samakan" dengan Facebook atau Instagram.

Pasalnya, menurut President of Global Business Solutions TikTok, Blake Chandlee, TikTok bukanlah sebuah platform sosial seperti Facebook dan Instagram, melainkan merupakan platform entertainment alias hiburan.

Baca juga: Zuckerberg Pamer Tampilan Baru Instagram yang Mirip TikTok

"Facebook adalah platform sosial. Kami (TikTok) adalah platform hiburan. Ini adalah perbedaan yang signifikan,” kata Chandlee.

Apa bedanya?

Sebelum bergabung dengan TikTok, Chandlee ternyata pernah bekerja selama 12 tahun di Facebook.

Dia pun menjelaskan, mengapa dirinya menyebut Facebook sebagai platform sosial, sementara TikTok sebagai platform hiburan.

Di Facebook, kata Chandlee, mereka membangun layanan dengan mengandalkan grafik sosial penggunanya.

"Facebook membangun semua algoritma mereka berdasarkan grafik sosial. Itu adalah kompetensi inti mereka. (Sedangkan) TikTok tidak," kata Chandlee.

Baca juga: TikTok Rilis Fitur Baru agar Pengguna Tidak Lupa Waktu

Dia mencontohkan, Google sempat ingin menyaingi Facebook, dengan meluncurkan media sosialnya sendiri, yaitu Google+ pada 2011.

Namun, usaha itu tak berhasil dan Google+ pun ditutup pada 2019. Sementara itu, sejak diluncurkan 2004 silam, Facebook terus mendulang popularitas.

Itu karena Facebook menjadi spesialis di platform sosial. Sedangkan, Google spesialisasinya di mesin pencarian. Itulah mengapa Google+ tak berhasil menyangi Facebook.

Chandlee mengatakan, Facebook sukses dengan algoritma berdasarkan grafik sosial penggunanya. Sehingga, saat ini, Facebook bisa dikatakan menjadi tempat rujukan bagi orang-orang untuk terhubung dengan teman, berbagi foto dan status.

Baca juga: Google, Facebook, dkk Wajib Ungkap Rahasia Algoritmanya di Eropa

Lain cerita dengan TikTok. Menurut Chandlee, sebagai platform hiburan, TikTok memiliki spesialisasi menghadirkan tren-tren budaya baru.

"TikTok menghadirkan tren budaya dan pengalaman unik yang dimiliki orang-orang di TikTok. Hal ini tidak akan dimiliki di Facebook, kecuali jika Facebook sepenuhnya meninggalkan spesialisasi 'sosial'-nya," kata Chandlee.

Bila meninggalkan spesialisasi sosialnya dan pindah haluan mengikuti TikTok sebagai platform hiburan, menurut Chandlee, Facebook tidak akan berhasil.

Chandlee mengatakan, saat ini, saingan TikTok tak hanya jejaring sosial seperti Instagram dan Facebook saja, tetapi juga platform live streaming dan marketplace, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Jumat (17/6/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com