Pada tahun 2018, sang pramugari menyadari bahwa penolakannya ke Elon Musk berdampak pada kariernya di SpaceX. Oleh karena itu ia menyewa pengacara ketenagakerjaan California dan melaporkan aduannya ke departemen sumber daya manusia (SDM) SpaceX.
Selanjutnya, ia bersepakat dengan SpaceX untuk bungkam dan berjanji tidak melayangkan tuntutan. Guna menutupi insiden tersebut, SpaceX kabarnya memberikan uang senilai 250.000 dolar AS atau sekitar Rp 3,7 miliar kepada pramugari itu pada tahun yang sama.
Elon Musk sendiri menuding bahwa tuduhan itu bermotif politik. Selain itu, menurut Musk sebenarnya ada cerita lain di balik tuduhan tersebut.
Baca juga: Selain Tesla dan SpaceX, Ini Perusahaan Lain yang Dimiliki Elon Musk
"Jika saya terlibat dalam pelecehan seksual, ini tidak mungkin menjadi yang pertama yang terungkap dalam 30 tahun karier saya," tulis Musk dikutip KompasTekno dari New York Post.
Musk juga membahas tuduhan itu melalui akun Twitternya berhandle @elonmusk. Ia menyatakan bahwa tuduhan itu tidak benar.
"Serangan terhadap saya seharusnya dilihat dari sisi politik - ini pedoman standar (tercela) mereka - tetapi tidak ada yang akan menghalangi saya untuk memperjuangkan masa depan yang baik dan Anda memiliki hak untuk bebas berbicara," demikian twit bos SpaceX itu.
The attacks against me should be viewed through a political lens – this is their standard (despicable) playbook – but nothing will deter me from fighting for a good future and your right to free speech
— Elon Musk (@elonmusk) May 20, 2022
"Sebagai catatan, tuduhan liar itu sama sekali tidak benar," imbuhnya dalam cuitan berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.