KOMPAS.com - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali anjlok akhir pekan ini. Dua kripto populer Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), misalnya, kembali mengalami penurunan pada perdagangan Sabtu (18/6/2022).
Mengutip coindesk, harga Bitcoin (BTC) turun lagi menyentuh angka di bawah 19.000 dollar AS (sekitar Rp 274 juta) per keping, turun dari kisaran angka 20.000 dollar AS (sekitar Rp 296 juta) per keping pada pekan lalu.
Berdasarkan data Coindesk Minggu (19/6/2022), harga cryptocurrency tersebut kini bernilai 18.800 dollar AS (sekitar Rp 278 juta), turun 8 persen selama 24 jam terakhir.
Terakhir kali Bitcoin (BTC) menyentuh angka tersebut adalah sekitar Desember 2017. Kala itu, harga Bitcoin (BTC) mencapai angka tertinggi di kisaran 19.000 dollar AS per keping.
Baca juga: Nilai Bitcoin di El Salvador Anjlok 50 Persen, Imbas Merosotnya Harga Mata Uang Kripto
Menurut data Coindesk, harga Ethereum saat ini berada di angka 951 dollar AS (sekitar Rp 14 juta) per keping pada Minggu (19/6/2022), turun 11,6 persen dalam 24 jam terakhir.
Dengan penurunan ini, kedua mata uang kripto tersebut sudah masuk ke kategori pasar bearish, suatu kondisi di mana sebuah aset, saham, atau mata uang memiliki penurunan lebih dari 20 persen dibanding angka tertingginya dalam beberapa bulan terakhir.
Adapun harga Bitcoin dan Ethereum sudah anjlok sekitar 70 persen sejak angka tertingginya pada November 2021 lalu.
"Kami melihat proses likuidasi berpengaruh pada penurunan harga mata uang kripto dan sekaligus menimbulkan sentimen negatif di pasar. Hal ini tentunya memicu lebih banyak likuidasi dan sentimen negatif lainnya yang ada di benak para investor," ujar seorang analis dari Genesis dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan data Coinglass, nilai likuidasi di pasra kripto tercatat di angka 566 juta dollar AS (sekitar Rp 8,2 triliun) selama 24 jam terakhir.
Dari total tersebut, Bitcoin memiliki angka likuidasi yang tertinggi dengan 271 juta dollar AS (sekitar Rp 4 triliun), sedangkan Ethereum berada di angka 192 juta dollar AS (sekitar Rp2,8 juta triliun), sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Coinglass, Minggu (19/6/2022).
Baca juga: Republik Afrika Tengah Jadikan Bitcoin sebagai Mata Uang Resmi
Penangguhan aktivitas kripto Celcius Network ini juga bersamaan dengan anjloknya harga token yang mereka terbitkan sendiri, yaitu Celcius (CEL) yang kini berkisar di angka Rp 4.100 per token, jika mengacu pada data CoinMarketCap.
Padahal sekitar Juni lalu, harga token CEL sempat menyentuh angka tertingginya di Rp 105.400 per token.
Karena harga token CEL terus menurun, wajar saja apabila Celcius Network memilih untuk menghentikan operasinya untuk sementara waktu.
Nah, dengan ditangguhkannya Celcius Network, aset kripto para nasabah platform tersebut otomatis tidak bisa keluar dari "rekening" mereka, alias dibekukan dan tidak bisa dialihkan ke mana-mana.
Artinya, langkah Celcius Network kemungkinan memang bisa menimbulkan sentimen negatif di pasar kripto dan menurunkan banyak harga aset-aset yang ada di dalam pasar tersebut.
Selain penangguhan Celcius Network, anjloknya harga Bitcoin, Ethereum, dkk juga disebabkan oleh situasi pasar di AS yang saat ini sedang bergejolak, hingga invasi Rusia ke Ukraina.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.