KOMPAS.com - Di dunia mata uang kripto atau cryptocurrency kini tengah terjadi fenomena yang disebut dengan “Crypto Winter”. Fenomena ini ditengarai dapat berdampak buruk bagi ekosistem industri mata uang kripto.
Lantas, apa itu Crypto Winter? Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan KompasTekno berikut ini mengenai Crypto Winter dan dampaknya bagi industri.
Baca juga: Bill Gates Sebut NFT dan Kripto sebagai Greater Fool Theory, Apa Maksudnya?
Crypto Winter adalah penyebutan untuk fenomena jatuhnya harga atau nilai mata uang kripto di pasar secara drastis dan berkepanjangan. Perlu diketahui, beberapa mata uang kripto yang cukup dominan di pasar, kini harganya tengah anjlok.
Misalnya, seperti harga pada Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Berdasar pantauan KompasTekno di situs Coin Market Cap, pada Senin (20/6/2022) sekitar pukul 12.30 WIB, harga BTC anjlok sebesar 53,73 persen sejak tiga bulan terakhir.
Kini, harga 1 koin BTC setara dengan Rp 294.795.498. Sementara itu, harga ETH juga turun drastis sebesar 64,71 persen sejak tiga bulan terakhir. Nilai 1 ETH kini setara dengan Rp 15.851.613.
Fenomena merosotnya nilai mata uang kripto ini bukanlah yang pertama kali terjadi di pasar. Istilah Crypto Winter sendiri sudah dipakai sejak awal 2018, untuk menandai merosotnya nilai Bitcoin di pasar lebih dari 80 persen.
Pada 2017, Bitcoin pernah mencapai level harga tertingginya di angka hampir 19.500 dollar AS (Rp 289 juta bila menggunakan kurs saat ini). Memasuki 2018, harga bitcoin anjlok jadi sekitar 3.300 dollar AS (Rp 48 juta).
Crypto Winter di masa itu berlangsung mulai Januari 2018 hingga Desember 2020. Setelah itu, harga mata uang kripto berangsur pulih. Puncaknya di November 2021, harga 1 koin Bitcoin sempat berada di level 68.990 dollar AS (Rp 1 miliar).
Namun, menguatnya nilai mata uang kripto itu tak berlangsung lama. Nilai beberapa mata uang kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum, terus mengalami kemerosotan hingga 70 persen, sejak tujuh bulan terakhir dari November 2021.
Fenomena merosotnya nilai mata uang kripto selama berbulan-bulan itulah yang kemudian diindikasikan pula sebagai Crypto Winters, mirip seperti yang terjadi pada tahun 2018.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.