Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direksi Restui Akuisisi Twitter oleh Elon Musk Senilai Rp 652 Triliun

Kompas.com - 22/06/2022, 08:30 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akuisisi Twitter oleh CEO Tesla sekaligus orang terkaya di dunia (versi Forbes), Elon Musk semakin mendekati kenyataan.

Pasalnya, kini, Dewan Direksi Twitter telah sepakat mendukung akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833) ini.

Hal itu disampaikan Dewan Direksi Twitter dalam sebuah surat kepada investor sekaligus dokumen filing di Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Security and Exchange Commision/SEC).

"Dewan direksi dengan suara bulat menetapkan bahwa perjanjian merger disarankan dan merger dan transaksi lain yang dimaksud oleh perjanjian merger adil, disarankan dan demi kepentingan terbaik Twitter dan pemegang sahamnya," tulis Twitter, dikutip KompasTekno, Rabu (22/6/2022).

Baca juga: Elon Musk Ingin Twitter Bisa seperti TikTok dan WeChat

Dalam dokumen filing SEC yang sama, Twitter mengumumkan bakal mengadakan pertemuan dengan para pemegang sahamnya dan melakukan pemungutan suara (voting) terkait akuisisi ini.

Dewan Direksi jejaring sosial berlogo "Larry Bird" ini pun merekomendasikan para pemegang saham Twitter untuk memberikan restunya terhadap akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Termasuk setuju pada kompensasi dalam bentuk uang tunai senilai 54,20 dollar AS (kira-kira Rp 803.986) untuk setiap lembar saham yang dimiliki investor.

Namun dokumen filing Twitter itu tidak merinci kapan voting akan dilakukan. Menurut outlet media Bloomberg, voting dapat saja dilakukan pada akhir Juli atau awal Agustus 2022.

Sempat ditentang

Sebelumnya, pada Mei lalu, salah satu pemilik saham Twitter melayangkan gugatan ke pengadilan Delaware dengan maksud menunda upaya akuisisi Twitter oleh orang terkaya dunia tersebut.

Menurut hukum Delaware, Elon Musk tidak diperkenankan untuk menyelesaikan akuisisi hingga setidaknya tahun 2025, kecuali pemegang dua pertiga saham di luar kepemilikan Musk sepakat melakukan merger saham.

Hal tersebut membuat restu mayoritas pemegang saham Twitter untuk merampungkan akuisisi ini menjadi hal penting dan mendasar.

Baca juga: Gara-gara Akun Bot, Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter

Bila mayoritas investor mengikuti saran dari Dewan Direksi Twitter untuk menyetujui akuisisi ini pada pemungutan suara mendatang, maka ini akan semakin memuluskan jalan Elon Musk untuk membeli Twitter.

Setelah investor, Musk masih harus mendapatkan persetujuan dari regulator/pemerintah AS untuk membeli Twitter. Bila semua berjalan lancar seperti yang diharapkan, CEO Tesla ini ditargetkan dapat merampungkan akuisisi Twitter pada akhir tahun 2022.

Ilustrasi akun Twitter Elon Musk dengan handle @elonmusk. Reuters/ Dado Ruvic Ilustrasi akun Twitter Elon Musk dengan handle @elonmusk.
Sempat menunda akuisisi gara-gara akun Bot

Elon Musk pertama kali menawar untuk membeli Twitter pada 13 April 2022. Lalu, pada 26 April, Twitter mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian definitif untuk diakuisisi oleh Elon Musk.

Dengan ditandatanganinya perjanjian definitif itu, artinya Elon Musk telah resmi membeli jejaring sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey itu.

Namun, pada pertengahan Mei 2022, Elon Musk sempat menunda penyelesaian akuisisi Twitter karena ingin mendapatkan data jumlah akun bot dan spam secara akurat.

Ia menantikan data dari Twitter yang dapat membuktikan bahwa jumlah akun spam yang beredar di platform mikroblogging itu, jumlahnya kurang dari 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU), sesuai klaim perusahaan.

Jika Twitter tak mampu membuktikannya, Musk mengancam tidak akan melanjutkan proses akuisisi.

Baca juga: Elon Musk Bikin Harga Dogecoin Naik, Meski Dituduh Menipu

Keputusan Musk untuk mengancam tidak akan melanjutkan akuisisi Twitter, menimbulkan sejumlah spekulasi. Salah satu dugaannya adalah bahwa Musk memanfaatkan perdebatan jumlah akun bot atau akun spam di Twitter sebagai cara untuk menegosiasikan harga akuisisi Twitter menjadi lebih murah.

Terlepas dari ditundanya proses tersebut, Musk menyatakan berkomitmen untuk tetap membeli Twitter dan akan melanjutkan prosesnya setelah jumlah akun spam lebih jelas.

Atas tindakan Musk tersebut, dewan Twitter merilis pernyataan yang meminta Musk menghormati perjanjian merger.

"Dewan dan Musk menyetujui transaksi dengan harga 54,20 per lembar saham. Kami percaya perjanjian ini untuk kepentingan terbaik bagi semua pemegang saham. Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger," demikian pernyataan dewan Twitter pada Mei 2022.

Menurut CNN Business, kata "menegakkan perjanjian" dalam pernyataan itu menyiratkan bahwa Twitter siap menuntut Musk dan mendesaknya menindaklanjuti akuisisi. Sebab, jika Musk tidak melanjutkan perjanjian, dia harus membayar biaya penalti senilai 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14,6 triliun.

Agar Musk melanjutkan akuisisi, dewan Twitter juga merekomendasikan para pemegang saham memberikan suara yang menunjukkan dukungan merger.

Dalam dokumen proxy kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) AS, dewan Twitter pun mengatakan pihaknya bertekad untuk menyelesaikan kesepakatan "secepat mungkin".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com