Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Kedua PHK di Netflix, 300 Karyawan Terdampak

Kompas.com - 24/06/2022, 16:45 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Netflix dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 300 karyawannya. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan PHK yang dilakukan Netflix kepada 150 pegawainya pada Mei lalu.

Netflix mengatakan, jumlah 300 karyawan yang di-PHK tersebut setara dengan 4 persen dari total pegawai Netflix saat ini. Ratusan karyawan yang di-PHK ini sebagian besar berasal dari wilayah Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan Variety, PHK massal dilakukan Kamis (23/6/2022) dan menjadi pemutusan kerja babak kedua yang dilakukan Netflix pada tahun 2022 ini.

Baca juga: Netflix PHK 150 Karyawan setelah Jumlah Pelanggan Menurun

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Netflix mengatakan perlu menyesuaikan biaya operasionalnya dengan cara melakukan PHK karena pertumbuhan pendapatannya yang melambat.

"Kami membuat penyesuaian ini sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lebih lambat," kata Netflix, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BBC, Jumat (24/6/2022).

Pertumbuhan pendapatan yang melambat ini agaknya merupakan imbas dari progres pelanggan berbayar Netflix yang juga tersendat. Adapun perlambatan pertumbuhan pengguna itu juga dilatarbelakangi karena ketatnya persaingan platform streaming film saat ini.

Alih-alih bertambah, pelanggan Netflix justru menurun pada kuartal I-2022. Pada tiga bulan pertama 2022, tercatat bahwa penyedia layanan streaming film itu kehilangan 200.000 pelanggan berbayarnya di seluruh dunia.

Baca juga: Beda Nasib dengan Netflix, Pelanggan Disney+ Justru Naik Hampir 8 Juta di Awal Tahun 2022

Penurunan jumlah pelanggan berbayar ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam 10 tahun terakhir. Terakhir kali Netflix kehilangan pelanggannya adalah pada Oktober 2011 lalu.

Netflix memprediksikan perusahaannya bakal kembali kehilangan 2 juta pelanggan berbayar secara globalpada kuartal II (April-Juni) 2022.

Setidaknya ada beberapa faktor yang dinilai telah memengaruhi menurunnya jumlah pelanggan Netflix pada kuartal I-2022 itu.

Salah satunya adalah kebiasaan berbagi password (password sharing) yang dilakukan pengguna, operasi militer Rusia ke Ukraina, serta munculnya pesaing baru di industri yang sama.

Untuk mengatasi masalah yang sedang dialaminya, Netflix berencana menghadirkan paket berlangganan yang lebih murah demi kembali menarik minat pengguna, meski turut disertai dengan iklan.

Baca juga: Netflix Disebut Bakal Larang Berbagi Password Mulai Akhir Tahun Ini

Perusahaan teknologi lain yang lakukan PHK

Apa alasan startup mem-PHK karyawannya?Freepik/gntfreepik Apa alasan startup mem-PHK karyawannya?

Berbicara soal PHK karyawan, Netflix bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang melakukannya.

Clubhouse, misalnya. Media sosial berbasis audio itu melakukan PHK karyawan sebagai langkah restrukturisasi perusahaan karena perusahaan merombak strategi bisnisnya.

CEO Tesla Elon Musk juga sudah menginstruksikan agar manajemen melakukan PHK pada sejumlah karyawan dan berhenti melakukan rekrutmen karyawan baru.

Baca juga: Clubhouse Mem-PHK Karyawan, Strategi Perusahaan Dirombak

Secara umum, menurut laporan outlet media TechCrunch, perusahaan dan startup teknologi telah melakukan PHK terhadap 16.000 karyawan selama bulan Mei 2022.

Tak hanya PHK, sejumlah perusahaan teknologi raksasa dunia juga memutuskan untuk menghentikan proses perekrutan (hiring freeze) untuk sementara waktu dan mengurangi kuota karyawan baru. Sebut saja seperti yang dilakukan oleh Microsoft, Intel, Twitter, Meta (dulu Facebook Inc.), Apple, serta Spotify.

Gara-gara suku bunga "The Fed" naik?

Penyesuaian yang dilakukan berbagai perusahaan tersebut konon dilakukan karena kondisi ekonomi AS yang sedang tidak menentu.

Utamanya pasca Bank Sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen pada April lalu, kemudian 0,5 persen pada Mei lalu.

Bahkan belum lama ini, The Fed resmi menaikkan suku bunganya kembali sebesar 0,75 persen, tertinggi sejak 1994. Adapun kenaikan suku bunga acuan dilakukan demi menekan angka laju inflasi tahunan di AS yang sudah mencapai 8,6 persen.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Startup Indonesia?

Kenaikan suku bunga acuan itu juga disebut menimbulkan kekhawatiran para investor, yang berujung pada indeks dan harga saham perusahaan-perusahaan teknologi AS anjlok pada pertengahan Juni lalu.

Selain itu, masalah geopolitik, seperti invasi Rusia ke Ukraina, juga disebut berpengaruh terhadap ketidakpastian ekonomi AS, yang juga berpotenesi memicu resesi ekonomi di AS dan dan global.

Nah, langkah The Fed ini, begitu juga kondisi ekonomi di AS yang masih belum jelas, boleh jadi "memaksa" para perusahaan teknologi untuk menyesuaikan berbagai kebijakannya untuk "menghemat" uang kas perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com