Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

kolom

Siap-Siap Menghadapi Otomatisasi Transportasi

Kompas.com - 25/06/2022, 09:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERKEMBANGAN teknologi sudah tidak bisa dibendung lagi. Dengan menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan, pada waktunya nanti sedikit demi sedikit semua perangkat akan dapat bekerja sendiri dengan hanya sedikit sentuhan dari manusia atau istilah kerennya otomatisasi.

Semua perikehidupan sepertinya nanti akan terdampak dengan teknologi ini. Tidak hanya di negara maju, tapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini karena seiring kemajuan teknologi informasi yang dapat diakses oleh hampir semua manusia di bumi. Dan itu pun juga karena didukung oleh teknologi artificial intelligence.

Presiden Joko Widodo sudah berulang kali menyatakan bahwa kita harus bersiap menghadapi era tersebut karena cepat atau lambat, Indonesia akan terdampak perkembangan teknologi itu. Seberapa besar keberhasilan kita nantinya, sangat tergantung dengan persiapan kita saat ini.

Baca juga: EHang 216 Taksi Terbang Pertama di Indonesia, Masih Menunggu Izin

Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir juga menyatakan bahwa pada tahun 2030 akan ada 9 jenis pekerjaan yang beralih karena adanya otomatisasi ini. Salah satunya adalah tenaga jasa transportasi.

Kendaraan otonom

Teknologi transportasi memang selalu berkembang pesat dan tentu saja juga menuju otomatisasi. Salah satu contohnya yang sering kita dengar adalah adanya drone atau pesawat terbang tanpa awak pilot dan pramugari.

Saat ini drone sedang dikembangkan untuk pengangkutan kargo atau barang. Bukan tidak mungkin nantinya drone juga akan mengangkut manusia. Sekarang hal itu sedang diuji coba, tinggal menunggu waktu saja.

Bukan hanya di transportasi udara, di transportasi darat juga sudah mulai dikembangkan mobil otonom baik mobil pribadi maupun kendaraan umum seperti bus yang bisa jalan sendiri dengan bantuan komputer. Tak perlu sopir dan kondektur manusia.

Mungkin juga sekarang sedang dikembangkan kereta api dan kapal laut yang otonom. Semua serba mungkin terjadi karena perkembangan teknologi AI.

Tidak hanya di sarana utamanya saja yang otonom, ada kemungkinan nanti prasarana penunjangnya juga otonom. Misalnya saja nantinya pengaturan lalu lintasnya atau navigasi baik darat-laut-udara juga akan otonom.

Halte, stasiun, terminal, pelabuhan atau bandara juga akan menggunakan teknologi yang otonom. Bengkel-bengkel perawatan dan perbaikan mobil, pesawat, kapal, kereta juga nanti menggunakan teknologi otonom yang saling terkoneksi.

Layanan Pos Inggris mengandalkan drone untuk menjangkau pengiriman peralatan kesehatan ke wilayah-wilayah yang terpencil. [Ilustrasi Via DW Indonesia]Ilustrasi Via DW Indonesia Layanan Pos Inggris mengandalkan drone untuk menjangkau pengiriman peralatan kesehatan ke wilayah-wilayah yang terpencil. [Ilustrasi Via DW Indonesia]

Persiapan SDM

Teknologi yang meminimalisir sentuhan manusia ini dikembangkan untuk meminimalisir human error atau kesalahan manusia dalam operasional transportasi. Karena human error merupakan penyumbang penyebab kecelakaan terbesar baik di darat, laut, udara maupun kereta api.

Oleh karena itu, sudah sejak awal Presiden Joko Widodo sudah menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia yang dimulai dari jenjang pendidikan. Misalnya saja pendidikan untuk pilot, sopir, masinis, nakhoda, personil navigasi sudah harus diberikan sentuhan teknologi otonom itu.

Baca juga: Kemenhub Proses Izin Operasi Taksi Terbang Pertama di Indonesia

Pendidikan pilot di samping menggunakan perangkat konvensional seperti pesawat atau helikopter saat ini, juga harus dikenalkan dengan drone. Begitupun untuk sopir, masinis, nahkoda dan lainnya.

Untuk itu tentu saja silabus pendidikan dan para pendidiknya juga harus terlebih dahulu ditingkatkan kemampuannya untuk mengenal secara lebih baik teknologi otonom tersebut.

Lembaga pendidikan transportasi bisa bekerja sama dengan para teknolog atau dunia industri yang mengembangkan teknologi otonom sehingga didapat suatu ilmu pengetahuan yang bisa diajarkan di lembaga pendidikan dan nantinya dapat diterapkan di dunia nyata.

Penguatan aturan dan SOP

Memang walaupun sudah ada teknologi otonom, tetap saja diperlukan sentuhan manusia. Mulai dari perancangan dan pembuatan sistem serta perangkat transportasi, pada saat operasional, saat perbaikan dan perawatan hingga untuk evaluasi.

Tidak semua bisa diserahkan pada mesin karena tentu kita tidak mau dikendalikan oleh mesin seperti di film sci-fi Terminator itu. Bagaimanapun, manusia tetap harus yang pegang kendali.

Untuk itulah diperlukan aturan-aturan dan standart operating procedure (SOP) agar transportasi di era otonom itu bisa beroperasional dengan selamat, aman, nyaman sesuai dengan kebutuhan manusia. Aturan dan SOP tersebut sudah harus mulai dirancang mulai sekarang, seiring dengan perkembangan teknologinya.

Tanpa aturan dan SOP, sebuah moda transportasi baik itu bus, mobil pesawat, kereta dan kapal tidak bisa beroperasi. Apalagi ini teknologi otonom di mana regulasinya harus ditanamkan ke dalam komputer dulu baru nantinya dapat beroperasi. Jika tidak ada regulasi, tentu saja perkembangan transportasi otonom bisa terhambat.

Sosialisasi

Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat. Terutama terkait transportasi massal yang nantinya akan menggunakan teknologi otonom. Sosialisasi ini penting sehingga masyarakat tidak kaget dan bereaksi negatif ketika transportasi otonom dioperasikan.

Baca juga: Operator Taksi Udara Whitesky Pesan 40 Helikopter Baru

Misalnya saja jika ada bus yang tidak ada sopirnya atau pesawat yang tidak ada pilotnya, tentu penumpang umum akan kaget atau was-was. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi bahwa transportasi otonom ini tetap selamat dan aman karena tetap diawasi dan dikendalikan oleh manusia walaupun dari jarak jauh.

Juga dapat disosialisasikan bahwa dengan penggunaan teknologi yang canggih dapat mengurangi resiko kecelakaan sehingga masyarakat pun merasa tenang saat menggunakan transportasi umum berbasis teknologi otonom ini.

Dengan persiapan yang matang seperti di atas, Indonesia dapat mengabarkan pada dunia bahwa kita siap menghadapi era transportasi otonom ini. Sehingga, sesuai dengan cita-cita Presiden Joko Widodo, industri transportasi masa depan dapat dikembangkan di Indonesia. Dan semua itu tentunya demi kesejahteraan bangsa Indonesia.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com