Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Siap Bangun 4 Pusat Data Nasional di Indonesia

Kompas.com - 26/06/2022, 11:15 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Kominfo

KOMPAS.com- Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membangun empat Pusat Data Nasional (PDN) berstandar global Tier-IV guna mewujudkan pemerintah berbasis digital dan tata kelola data di Indonesia. 

Fasilitas ini dibangun untuk mendukung pelayanan publik yang efisien, efektif serta transparan.

Secara total, Kominfo akan membangun empat Pusat Data Nasional yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

PDN pertama dibangun di Jabodetabek, tepatnya di Kawasan Deltamas Industrial Estate. Pemilihan wilayah ini disebut karena menjadi kawasan pusat pemerintahan saat ini.

Baca juga: Telkom Akan Bangun Data Center di IKN

PDN kedua dibangun di Batam, yaitu di kawasan Nongsa Digital Park. Kawasan ini dipilih karena dinilai sudah memiliki infrastuktur yang mampu menghubungkan wilayah tersebut dan sekitarnya ke kawasan Barat Indonesia.

“Pembangunan pusat data di Batam karena kawasan ini sudah tersedia jaringan fiber optic yang dapat menghubungkan Batam dengan kawasan barat Indonesia," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, dihimpun KompasTekno dari situs Kominfo, Minggu (26/6/2022).

"Kemudian, alasan pusat data dibangun di Jabotabek karena memang sebagai pusat pemerintahan saat ini dan pusat bisnis Indonesia,” imbuhnya.

Selanjutnya, Pusat Data Nasional ketiga akan dibangun di Balikpapan, Kalimantan Timur guna mendukung pusat pemerintahan baru.

Baca juga: AWS Resmikan Data Center di Indonesia, Investasi hingga Rp 71 Triliun

Terakhir, Pusat Data Nasional keempat akan dibangun di Labuban Bajo untuk menghubungkan Indonesia bagian barat dengan timur.

"Yang ketiga, akan dibangun di Balikpapan (Ibukota Negara Baru di Kalimantan Timur) dalam rangka melayani pusat pemerintahan baru, dan pusat data keempat akan dibangun di Labuan Bajo karena memang penggelaran fiber optic kita di wilayah selatan untuk menghubungkan Indonesia bagian barat dengan timur melalui wilayah selatan (fiber optic-nya)," papar Johnny.

Dia juga menjelaskan pemilihan lokasi pusat data yang berbeda-beda dilatari kebutuhan untuk menghubungkan antarwilayah layanan pemerintah. Perihal koneksi antar PDN, Johnny menyatakan akan ditopang oleh jaringan Palapa Ring.

Dorong ekonomi digital dan investasi pusat data

Menurut Johnny, secara nasional konsumsi data Indonesia saat ini adalah 1 watt per kapita atau setara dengan 270 atau 300 megawatt. Jika dapat meningkatkan konsumsi menjadi 10 watt per kapita, maka dibutuhkan sekitar 2,7 gigawatt listrik.

Jika dibandingkan dengan Singapura, angka tersebut tidak begitu tinggi. Sebab konsumsi data per kapita Singapura mencapai 100 watt per kapita.

Baca juga: Gedung Cyber Disebut Tak Penuhi Standar untuk Simpan Data Center

Dengan konsumsi data di Indonesia yang tumbuh cepat, Johnny menilai hal tersebut bisa mendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Dia juga mengharapkan hal itu dapat mendorong tumbuhnya investasi pusat data di Indonesia.

“Perkiraan prognosis ekonomi digital Indonesia tahun 2025 sekitar 124 milliar dollar AS, sedangkan tahun 2030 diprediksi mencapai 315 milliar dollar AS. Itu merupakan 42 persen dari proyeksi digital ekonomi ASEAN, sehingga kita membutuhkan banyak pusat data,” jelas Johnny.

Pengelolaan data sendiri dinilai akan berkaitan dengan kebutuhan pusat data yang didukung jaringan transmisi kabel serat optik dan listrik.

Oleh karena itu, Johnny menilai keberadaan data center yang dibangun di Jabodetabek dan Batam, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya investasi pusat data di Indonesia.

“Kedua kawasan ini merupakan contoh kawasan yang secara profesional telah siap menjadi Kawasan Ekonomi Digital Khusus. PDN pertama dibangun di Jabodetabek, Kawasan Deltamas Industrial Estate. Pusat data kedua dibangun di kawasan Nongsa Digital Park, Batam. Kedua PDN ini terhubung dan redundancy, sehingga bisa saling memberikan dukungan layanan data,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kominfo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com