Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab dan Gojek Tanggapi Keluhan Harga GoFood dan GrabFood yang Dinilai Makin Mahal

Kompas.com - Diperbarui 28/06/2022, 10:38 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah pengguna mengeluhkan harga layanan pengiriman makanan online seperti GoFood dan GrabFood yang dikeluhkan semakin mahal.

Layanan yang disediakan oleh dua startup teknologi tersebut bahkan menambahkan biaya yang disebut "platform fee" atau biaya aplikasi di samping biaya pengantaran hingga komisi bagi perusahaan yang diambil dari merchant.

Sejumlah pengguna layanan pesan-antar makanan online ini mengeluhkan soal biaya yang kian mahal di Twitter.

Di antara keluhan yang diungkapkan pengguna di Twitter salah satunya ongkos kirim (ongkir) yang bahkan terkadang lebih mahal dibanding harga makanannya.

Baca juga: Saat Pengguna GoFood dan GrabFood Keluhkan Tingginya Selisih Harga di Aplikasi dengan Resto...

Selain itu, ongkir GoFood maupun GrabFood juga dinilai semakin tinggi. Padahal, jaraknya tak sampai 1 kilometer.

Di Twitter, salah satu pengguna mempertanyakan ongkir GoFood saat ini yang dinilai begitu mahal, meskipun ia sudah mendapat diskon hingga 50 persen.

Pengguna lainnya mengeluhkan bermacam biaya yang harus dibayarkan seperti platform fee dan biaya pengiriman. Padahal ia hanya membeli makanan berupa takoyaki senilai Rp 12.000.

Ada pula yang mengeluhkan harga item makanan di aplikasi yang jauh lebih mahal dibanding harga aslinya jika pengguna berkunjung langsung atau dine in.

Harganya menurut salah satu pengguna GrabFood maupun GoFood, terkadang lebih mahal meskipun sudah mendapat diskon dari aplikasi hingga 30 persen.

Hal serupa dengan juga disampaikan oleh salah satu pengguna GoFood bernama Galuh.

Di samping biaya pengantaran yang lebih mahal, ia juga mengeluh tentang biaya tambahan lain yang dibebankan kepada pengguna di antaranya seperti biaya aplikasi (platform fee), biaya pemesanan (order fee), hingga biaya pengemasan (packing charge).

"Dahulu sepertinya biaya tambahannya tidak sebanyak sekarang. Karena banyak tambahan biaya, total yang harus dibayar juga otomatis semakin lebih mahal dibanding dahulu," kata Galuh kepada KompasTekno.

Sementara Tia, seorang pengguna GoFood di wilayah Tangerang, misalnya, berkata harga makanan yang tertera di GoFood bisa berbeda sekitar RP 2.000 - 10.000, tergantung restorannya.

"Kalau dikonfirmasi ke restorannya, mereka bilang itu biaya aplikasi dari platform online-nya," ujar Tia.

Pengguna lainnya bernama Rita, yang kerap memakai GrabFood dan tinggal di dearah Tangerang Selatan, juga mengatakan hal serupa. Dia menyebut bahwa perbandingan harga restoran dengan aplikasi bisa berkisar Rp 5.000 - 10.000.

Baca juga: Pengamat: Bukan Makin Mahal, Harga GoFood-GrabFood Makin Normal

Tanggapan GoFood dan GrabFood

Secara teknis sebagai platform penyedia layanan pengantaran, baik GoFood maupun GrabFood memang menetapkan biaya kepada merchant (mitra resto), maupun pelanggan. Hal ini terbilang wajar karena pengembangannya membutuhkan biaya.

Untuk merchant, GoFood maupun GrabFood mengambil komisi sekitar 20 persen untuk setiap item yang tampil di menu merchat dalam aplikasi.

Adapun dari sisi pengguna, kedua perusahaan memasang biaya pengantaran atau ongkir, platform fee hingga biaya pengemasan atau packing ketika dibutuhkan.

Terkait harga GoFood yang dikeluhkan kian mahal, perusahaan berkata bahwa biaya yang diterapkan sudah sesuai dengan manfaat yang didapat, sebagaimana riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).

"Harga masing-masing menu makanan (SKU) yang tertera di aplikasi pelanggan ditetapkan oleh masing-masing resto," kata Rosel Lavina, VP Corp Affairs Food & Groceries kepada KompasTekno, Senin (27/6/2022).

"Besaran komisi GoFood juga dinilai mitra usaha sudah sesuai, seperti yang diungkapkan di dalam laporan LD FEB UI yang menyebut biaya komisi GoFood dinilai sudah sesuai dengan manfaat yang didapat," ujarnya.

Sementara pihak GrabFood, enggan mengomentari biaya layanannya yang dikeluhkan mahal oleh pengguna. Namun, perusahaan menyatakan bahwa harga makanan dalam aplikasi sepenuhnya ditentukan oleh merchant.

"Grab sebagai penyedia layanan pengiriman makanan menyerahkan harga makanan yang ditampilkan di fitur GrabFood sepenuhnya kepada mitra merchant. Para mitra merchant bebas untuk menetapkan harga menu sesuai dengan strategi bisnis atau promosi yang sedang
mereka terapkan," kata Hadi Surya Koe, Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia kepada KompasTekno.

Baca juga: Ketika CEO Grab Nyambi Jadi Kurir GrabFood, Naik Sepeda Antar Makanan

Apa itu platform fee/order fee dan manfaatnya

Selain biaya pengiriman dan komisi, baik GoFood maupun GrabFood juga menerapkan biaya jasa aplikasi atau platform fee.

Nah, biaya ini termasuk biaya tambahan yang mungkin membuat total biaya pemesanan makanan terasa lebih mahal.

Sebab, biaya ini diterapkan pada tahun 2020, bukan sejak kedua layanan tersebut mulai tersedia di Indonesia. Adapun bagi Gojek, platform fee diterapkan mulai Mei 2021.

Kedua perusahaan kompak mengatakan bahwa biaya tersebut diterapkan untuk mengembangkan layanan lebih lanjut termasuk inovasi GrabFood maupun GoFood ke depannya.

"Biaya ini (order fee) membantu Grab untuk terus mengembangkan layanan dan teknologi serta pengelolaan platform demi memberikan penawaran dan pengalaman terbaik bagi konsumen dan mitra merchant di jangka panjang," ujar Hadi.

Baca juga: Pengamat: GoFood-GrabFood Ciptakan Ketergantungan, Tetap Dipakai Meski Harganya Jadi Normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com