Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Dituntut Gara-gara Tantangan Berbahaya "Blackout Challenge"

Kompas.com - Diperbarui 11/07/2022, 07:52 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - TikTok kembali digugat. Kali ini, gugatan dilayangkan oleh tiga orang tua yang anaknya meninggal dunia akibat melakukan "Blackout Challenge".

Blackout Challenge atau disebut juga sebagai "tantangan tersedak" atau "tantangan pingsan" adalah sebuah tantangan yang mendorong pengguna TikTok untuk menahan napas hingga pingsan karena kekurangan oksigen.

Masalahnya, tujuh orang anak dilaporkan ikut melakukan Blackout Challenge di TikTok dan berakhir nahas. Nah, tiga orang tua dari 7 anak tersebut akhirnya melayangkan gugatan kepada TikTok.

Gugatan pertama berasal dari Tawainna Anderson, ibu dari Nylah Anderson yang berusia 10 tahun.

Baca juga: Apa Itu Accent Challenge yang Ramai di TikTok?

Pada Desember 2021, Nylah mencoba ikut Blackout Challenge menggunakan hanger di dalam lemari. Nahas, Nylah pun benar-benar kehilangan kesadaran. Ketika dibawa ke rumah sakit, dia tidak dapat diselematkan.

Analisis forensik dari ponsel Nylah menunjukkan bahwa dia menonton video Blackout Challenge di TikTok, sebelum dia meninggal. Ini mengindikasikan bahwa percobaan yang dilakukan Nylah itu kemungkinan besar adalah karena ingin mengikuti Blackout Challenge.

Ibu Nylah, Tawainna melayangkan gugatan kepada TikTok pada Mei 2022.

Gugatannya mengeklaim bahwa TikTok "memrogram anak-anak demi keuntungan perusahaan dan mempromosikan kecanduan," sementara menjadi "aplikasi pemangsa dan manipulatif" yang mendorong "tantangan yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima".

Baca juga: Begini Cara TikTok Menangkal Challenge Berbahaya

Gugatan lain terkait Blackout Challenge diajukan pada Juli 2022 ini. Dua gugatan baru kepada TikTok dilayangkan oleh orang tua Lalani Erika Walton (8) dan Arriani Jaileen Arroyo (9).

Kedua anak itu ditemukan gantung diri, tersedak sampai meninggal dunia setelah mencoba tantangan tersebut. Sama seperti Nylah, polisi menemukan Lalani telah menonton video Blackout Challenge di TikTok melalui gadget miliknya.

Alih-alih menyalahkan konten kreator yang memulai tantangan berbahaya Blackout Challenge atau menuntut TikTok karena menerbitkan video, gugatan baru tersebut malah meminta ganti rugi dari TikTok atas desain produknya.

Sebab, desain produk TikTok dinilai mengarahkan anak-anak ke video berbahaya tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, tim hukum orang tua di Social Media Victims Law Center (SMVLC) merangkum keluhan sebagai berikut:

"Gugatan itu menuduh bahwa desain produk media sosial TikTok yang cacat menghasilkan produk adiktif yang tidak aman bagi pengguna. Tiktok juga dinilai gagal untuk memperingatkan oroang tua dan anak di bawah umur bahwa TikTok membuat ketagihan dan mendistribusikan konten berbahaya ke 'For You Page/FYP' yang dapat membahayakan kesehatan mereka".

Baca juga: Kumpulan Bad Romance Challenge di TikTok, dari yang Keren sampai Bikin Ketawa

Selain Nylah, Lalani, dan Arriani, ada empat orang anak lainnya yang dilaporkan meninggal akibat mencoba mengikuti Blackout Challenge ini. Keempat anak tersebut berusia 14 tahun ke  bawah. Jadi, hingga kini, total ada 7 anak dilaporkan meninggal akibat Blackout Challenge di TikTok.

Sebagai mana dihimpun dari Womans Health Mag, tantangan Blackout Challenge ini sebenarnya telah ada setidaknya sejak 2008.

Namun, tantangan ini kembali muncul di TikTok pada tahun 2021. Para ahli memperingatkan pengguna muda untuk tidak mencoba Blackout Challenge yang diyakini telah menyebabkan lebih dari 80 kematian.

 Baca juga: Cara Membuat Video dengan Fitur Green Screen di TikTok

Tanggapan TikTok

Juru bicara TikTok menolak berkomentar soal dua gugatan gara-gara Blackout Challenge tersebut.

Alih-alih berkomentar, juru bicara tersebut justru mengarahkan ke pernyataan TikTok ketika Nylah (10) dilaporkan meninggal dunia setelah mencoba Blackout Challenge.

Saat itu, TikTok mengatakan bahwa "tantangan yang berbahaya" sudah ada dari awal platform didirikan dan (tantangan berbahaya) itu tidak pernah menjadi "tren TikTok".

Dalam pernyataannya itu, TikTok berkomitmen untuk menjaga keselamatan pengguna dan segera menghapus konten berbahaya jika ditemukan.

Baca juga: Cara Daftar TikTok Affiliate untuk Cari Uang Tambahan

Di dalam gugatan terbaru, video Blackout Challenge disebutkan sudah tidak dapat ditemukan di TikTok. Ini mengindikasikan bahwa video tersebut sudah dihapus setelah TikTok mengetahui kasus kematian akibat tantangan tersebut.

Namun, orang tua korban menyayangkan bahwa TikTok tidak menghapus video Blackout Challenge lebih awal, agar anak-anak tidak melihat tantangan tersebut.

"Oleh karena itu, TikTok harus bertanggung jawab karena mendorong konten mematikan itu ke dua gadis muda ini," kata pengacara SMVLC Matthew P. Bergman, yang merupakan bagian dari tim hukum orang tua, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari ArsTechnica, Jumat (8/7/2022).

Baca juga: Link dan Cara Melihat Live TikTok Follower Count dengan Mudah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com