Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Elon Musk Beli Twitter Terancam Batal

Kompas.com - 09/07/2022, 07:08 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - CEO Tesla Elon Musk disebut tengah berupaya membatalkan kesepakatan akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833).

Musk disinyalir ingin membatalkan pembelian Twitter karena jumlah akun spam di Twitter yang tidak jelas.

Kabar itu muncul dari laporan outlet media The Washington Post yang mendapat informasi dari tiga orang sumber yang dekat dengan masalah akuisisi Twitter oleh Elon Musk.

Kilas balik sedikit, Elon Musk pertama kali menawar untuk membeli Twitter pada 13 April 2022. Lalu, pada 26 April, Twitter mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian definitif untuk diakuisisi oleh Elon Musk.

Baca juga: Hampir Separuh Pengguna Twitter di Dunia Follow Akun Elon Musk

Dengan ditandatanganinya perjanjian definitif itu, artinya Elon Musk telah resmi membeli jejaring sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey itu.

Namun, pada pertengahan Mei 2022, Elon Musk sempat menunda penyelesaian akuisisi karena ingin Twitter memberikan data terkait jumlah akun bot dan spam secara akurat.

Musk menantikan data yang dapat membuktikan bahwa jumlah akun spam yang beredar di platform mikroblogging itu, jumlahnya kurang dari 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU), sesuai klaim perusahaan.

Musk juga mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter karena Twitter belum juga memberikan data sesuai permintaan Musk.

Gara-gara akun bot dan spam?

Ilustrasi Elon Musk dan Twitter.Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Ilustrasi Elon Musk dan Twitter.
Nah, kini, menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, kubu Musk menyimpulkan bahwa jumlah akun spam dan bot Twitter tidak dapat diverifikasi. Hal ini membuat tim Musk ragu untuk membeli Twitter karena tidak dapat mengevaluasi prospek bisnis Twitter ke depannya.

Karena data akun spam Twitter yang juga belum diverifikasi, salah satu sumber The Washington Post menyebutkan bahwa tim Elon Musk akan mengambil tindakan yang drastis. Seperti, berusaha membatalkan pembelian Twitter, misalnya.

Indikasi lain yang memperkuat kabar Elon Musk batal mengakuisisi Twitter adalah laporan soal dihentikannya diskusi terkait pendanaan untuk membeli Twitter.

Sebelumnya, setelah Elon Musk menandatangani perjanjian definit dengan Twitter, Co-founder Oracle Larry Ellison, Sequoia Capital, Andreessen Horowitz, Binance dan Fidelity bakal menyiapkan pembiayaan akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS.

Baca juga: Twitter Gugat Pemerintah India Karena Permintaan Hapus Twit

Nilai akuisisi kemahalan?

Akun spam dilaporkan bukan satu-satunya alasan Musk disinyalir berusaha membatalkan akuisisi Twitter.

Alasan lain tersebut berkaitan dengan nilai akuisisi Twitter yang disebut "kemahalan". Pasalnya, harga saham Twitter telah turun drastis sejak Musk menawar untuk mengakuisisi Twitter pada bulan April.

Pada 13 April, ketika Elon Musk menawar mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833). Dengan nilai akuisisi tersebut, artinya, per lembar saham Twitter dibeli Musk dengan harga 54,20 dollar AS.

Pada bulan April, secara umum, harga saham Twitter berada di level 44,48 dollar AS hingga 50,98 dollar AS per lembarnya. Harga tersebut memiliki selisih sekitar 4-10 dollar AS dari harga yang diberikan Musk.

Namun, memasuki bulan Mei hingga Juli ini, harga saham Twitter justru anjok ke level 35-40 dollar AS. Harga saham Twitter saat ini semakin memiliki selisih yang jauh dengan harga yang ditetapkan Musk di angka 54,20 dollar AS.

Inilah yang kemungkinan menyebabkan nilai akuisisi Twitter oleh Musk dinilai kemahalan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Sabtu (9/7/2022).

Tangkapan layar pergerakan harga saham Twitter sejak ditawar dibeli oleh Elon Musk pada April 2022.Google Finance Tangkapan layar pergerakan harga saham Twitter sejak ditawar dibeli oleh Elon Musk pada April 2022.
Elon Musk harus tetap beli Twitter?

Setelah meneken perjanjian definitif untuk membeli Twitter, Elon Musk dilaporkan telah setuju untuk menyelesaikan proses akuisisi Twitter, kecuali "sesuatu yang besar" terjadi pada bisnis Twitter.

Menurut pakar hukum, alasan jumlah akun spam atau bot di Twitter yang dipermasalahkan oleh Musk tampaknya tidak memenuhi syarat pada klausa "sesuatu yang besar" tersebut.

Baca juga: Ancaman Cap Perusahaan Ilegal untuk Google, Twitter, Meta dkk di Indonesia...

Elon Musk juga tampaknya harus merampungkan akuisisi Twitter. Dewan Twitter merilis pernyataan yang meminta Musk menghormati perjanjian merger.

"Dewan dan Musk menyetujui transaksi dengan harga 54,20 per lembar saham. Kami percaya perjanjian ini untuk kepentingan terbaik bagi semua pemegang saham. Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger," demikian pernyataan dewan Twitter pada Mei 2022.

Menurut CNN Business, kata "menegakkan perjanjian" dalam pernyataan itu menyiratkan bahwa Twitter siap menuntut Musk dan mendesaknya menindaklanjuti akuisisi.

Sebab, jika Musk tidak melanjutkan perjanjian, dia harus membayar biaya penalti senilai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com