Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Pemerataan Akses Telekomunikasi Motor Penggerak Ekonomi

Kompas.com - 11/07/2022, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penjelasan Presiden RI Jokowi tentang ramalan IMF akan ambruknya 60 negara akibat krisis multipersoalan membuka mata, bahwa dunia sedang sakit. Sri Lanka korban pertama, walau sebelum pandemi covid pun sudah dikoyak persoalan ekonomi nasional.

Inflasi tinggi mendera Sri Lanka – juga Turki yang sampai 70 persen lebih – nilai tukar mata uang turun drastis. Di aspek politik, Sri Lanka digerus perang saudara yang tak berkesudahan.

Ketika Gotabaya Rajapaksa menjadi presiden pada 2019, situasi ekonomi sedang terengah-engah parah. Hampir 45 persen warga Sri Lanka tergantung pada subsidi, utang negara bertambah, hanya mengandalkan pariwisata internasional sebagai penolong.

Tiba-tiba pandemi merebak, menebas industri pariwisatanya sementara pendapatan negara tergerus. Rasio utang di atas 70 persen, dan, Raja Kasino Dhammika Perera pun ditunjuk jadi Menteri Investasi.

Indonesia beda, baik dalam hal ekonomi (inflasi, pertumbuhan ekonomi, rasio utang, dan sebagainya), maupun politik serta keamanan. Kendati persoalan krisis ekonomi dunia tetap layak diwaspadai.

Langkah pemerintah, jangka pendek dimulai dengan meningkatkan devisa khususnya di bidang sumber daya alam. Mengoptimalkan peran usaha rakyat, termasuk UMKM, agar berdaya saing dan minimal produk (baik barang maupun jasa) dikonsumsi dalam negeri, serta melakukan berbagai kebijakan moneter terukur.

Strategi jangka panjang, tranformasi dari ekonomi tradisional menjadi ekonomi digital. Salah satunya, transformasi digital.

Langkah jangka panjang disiagakan terutama Revolusi Industri 4.0 berbasis digitalisasi seluruh aspek. Menurut kajian Bank Dunia tahun 2000, setiap terjadi kenaikan 10 persen penetrasi broadband di negara berkembang, berkontribusi terhadap 1,38 persen produk domestik bruto (PDB) per kapita.

Rapor ekonomi digital Indonesia di akhir 2021, sebagai efek pembangunan dan peningkatan mutu jaringan, menurut Kementerian Keuangan April silam, nilai ekonomi digitalnya Rp 1.049 triliun. Transaksi e-commerce Rp 401,25 triliun, sebanyak 1,73 miliar kali melalui jaringan telekomunikasi.

Menurut Dirut Telkomsel, Hendri Mulya Syam, transaksi ekonomoi digital Indonesia tahun 2025 akan mencapai 124 miliar dolar AS atau Rp 1.780 triliun, yang pada tahun 2020 baru 44 miliar dollar AS (Rp 635 triliun).

Sementara studi Google, Temasek dan Bain&Co menyebutkan, sebanyak 41,9 persen transaksi digital Asia Tenggara berasal dari Indonesia.

Papua prioritas

Pelaku ekonomi pengguna pita lebar (broadband), perusahaan dan instansi pemerintah, didukung ketersediaan akses internet cepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, mobile internet pengaruhi gaya hidup warga, memunculkan upaya monetisasi semua kegiatan, terutama UMKM.

Salah satu krisis pertentangan antarnegara terjadi pada industri teknologi produsen semikonduktor, tidak saja pada sisi produksi chipset, juga penyediaan bahan baku. Kesiapan jaringan (terutama 5G Huawei yang membuat Amerika kebakaran jenggot), dan penerapan aplikasi teknologi yang akan digunakan.

Infrastruktur jaringan telekomunikasi vital mendukung semua. Industri telekomunikasi membuktikan perannya saat dua tahun pandemi Covid-19 mampu menghidupkan keseharian ekonomi warga yang harus dirumahkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com