Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Fitur SpO2 di Smartband dan Smartwatch?

Kompas.com - 12/07/2022, 15:14 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Produk arloji pintar (smartwatch) dan gelang pintar (smartband) menghadirkan berbagai fitur dan keunggulan. Salah satunya yang cukup sering ditonjolkan dari smartwatch dan smartband adalah fitur SpO2-nya.

Sebagai contoh, produk-produk yang memiliki fitur SpO2 antara lain Apple Watch Series 6, Samsung Watch 3, Xiaomi Watch S1, Mi Smart Band 6, Huawei Band 7, Oppo Band, dan masih banyak lagi.

Dari contoh produk di atas, dapat disimpulkan kalau hampir seluruh arloji dan gelang pintar yang diperjualbelikan memiliki fitur SpO2. Adapun, penggunaan dari fitur ini sering dikaitkan dengan aktivitas olahraga, renang, dan sebagainya.

Baca juga: Smartwatch Bisa Cek Oksigen Darah untuk Deteksi Happy Hipoxia, Akuratkah?

Sejumlah pengguna mungkin bertanya-tanya, apa sebenarnya fitur SpO2 di smartwatch itu? Lalu, apa manfaat dan pentingnya fitur fitur SpO2 tersebut? Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian SpO2

Sesuai dengan namanya “SpO2”, terdapat dua kata singkatan di dalam fitur tersebut. Pertama “Sp” merupakan saturasi (S) perifer (p), sedangkan O2 adalah rumus kimia dari gas oksigen.

Ringkasnya, SpO2 sendiri dijadikan sebagai salah satu alat pengukuran saturasi oksigen di dalam tubuh, yang nantinya akan ditampilkan melalui smartwatch ataupun smartband yang dipakai pengguna.

Saturasi oksigen yang diukur berguna untuk memberitahu pengguna persentase dari pengikatan sel darah merah (hemoglobin) di dalam aliran darah.

Molekul darah ini, yakni hemoglobin, berfungsi untuk membawa oksigen beredar mengelilingi tubuh manusia melalui pembuluh darah. Jadi, fitur SpO2 nantinya akan menunjukkan metrik dari jumlah oksigen yang dimiliki dan dibawa dalam aliran darah.

Menurut jurnal National Library of Medicine yang berjudul Oxygen Saturation, peran dari saturasi oksigen ini sangat penting untuk tubuh. Hal ini dikarenakan kadar oksigen dalam tubuh berpengaruh pada kinerja jantung, ginjal, hingga otak.

Baca juga: Aplikasi Android Pengukur Saturasi Oksigen, Bisakah Diandalkan?

Oleh karena itu, adanya sensor pengecekan saturasi dalam smartwatch dan smartband memiliki peran yang penting juga. Akan tetapi, sensor tersebut hanya dapat mengukur tingkat saturasi oksigen darah pada pergelangan tangan pengguna saja.

Sedangkan, jika dibandingkan denga alat pengukur medis, pengukuran saturasi oksigen mampu diukur melalui vena (pembuluh balik) atau arteri (pembuluh nadi) dalam tubuh.

Bagaimana cara mengukurnya?

Jadi, proses pengukuran saturasi ini disebut sebagai oksimetri nadi. Hal ini dimulai dengan smartwatch/smartband yang mengeluarkan cahaya inframerah, umumnya cahaya dikeluarkan dari bawah arloji atau gelang pintar pengguna.

Cahaya inframerah yang dikeluarkan akan menunjuk area tubuh yang ingin diketahui. Dalam hal ini, cahaya inframerah akan menyinari pergelangan tangan pengguna.

Kemudian, pengukuran mulai dilakukan dengan melihat perubahan cahaya yang diserap. Dikarenakan tingkat saturasi oksigen memengaruhi warna darah dalam tubuh.

Normalnya, warna darah manusia adalah merah terang. Ini menandakan kalau sel darah sedang terikat dengan oksigen.

Baca juga: Arti 5 ATM yang Ada di Smartwatch dan Jam Tangan

Sebaliknya, ketika sel darah merah melepas oksigen, warna yang dihasilkan lebih gelap. Atau bisa menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah ataupun kulit.

Kesimpulannya, tingkat saturasi oksigen yang tinggi secara tidak langsung menghasilkan energi juga bagi tubuh.

Salah satu contohnya melalui pernapasan. Dengan bernapas, seseorang mendapat energi tambahan sehingga fungsi tubuh bisa berjalan dengan normal.

Ketika seseorang kekurangan oksigen, tubuh akan terasa lemas, lelah, hingga sesak napas. Namun, ketika kadar oksigen dalam tubuh berada dalam jumlah normal, tubuh bisa lebih kuat dan bertenaga.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Trusted Reviews, Selasa (12/7/2022), tingkat saturasi oksigen yang normal berada di atas 92 persen. Apabila pengguna memiliki tingkat saturasi 92 persen atau di bawahnya, harus segera meminta bantuan medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com