Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Gates Suntik Dana Rp 298 Miliar ke Startup Pengembang AC

Kompas.com - 03/08/2022, 16:00 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo,CNBC

KOMPAS.com - Pendiri Microsoft sekaligus salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates, menyuntikkan dana senilai 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 298 miliar (kurs rupiah Rp 14.900) ke startup bernama Blue Frontier.

Pendanaan tersebut disalurkan melalui Breakthrough Energy Ventures, perusahaan investasi yang didirikan oleh Gates yang fokus mengembangkan energi baru dan mengurangi emisi karbon Bumi.  

Adapun Blue Frontier fokus mengembangkan sistem pendingin udara yang lebih bersih dibanding teknologi Air Conditioner (AC) saat ini.

Baca juga: Bill Gates Tidak Mau Jadi Orang Terkaya di Dunia Lagi, Rp 300 Triliun Didonasikan

Dalam perancangan produknya, Blue Frontier akan menggunakan larutan garam pekat (concentrated salt solution) untuk menghasilkan sistem AC yang lebih bersih. Sebab, sistem AC saat ini dinilai kotor karena membutuhkan energi dan mengeluarkan gas rumah kaca termasuk hidrofluorokarbon dan karbon dioksida.

Selain itu, perubahan iklim akan terus membuat cuaca panas menjadi lebih sering terjadi, sehingga masyarakat akan terus menerus bergantung pada AC yang "kotor".

Dengan teknologi yang dikembangkannya, Blue Frontier mengeklaim sistemnya mampu mengurangi konsumsi energi hingga 90 persen, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Gizmodo, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Begini Isi CV Bill Gates 48 Tahun Lalu Saat Melamar Kerja

Untuk penerapannya, sistem ini dapat diterapkan pada bangunan non-perumahan atau bangunan baru yang mendukung adanya rooftop. Sayangnya startup yang berbasis di Florida itu tidak menjelaskan bagaimana cara kerja sistem pendingin yang mereka kembangkan.

Menurut dokumen Blue Frontier yang diunggah di situs perusahaan, larutan garam pekat akan berfungsi sebagai pengering. Larutan tersebut terkonsentrasi melalui pompa panas yang kemudian menguapkan separuh air dan ditahan hingga pendinginan diperlukan.

Ketika larutan tersebut bersentuhan dengan udara, maka kelembapan udara diserap oleh uap air, sehingga mengurangi suhu udara secara tidak langsung.

Baca juga: Bill Gates Ogah Investasi Kripto, Ini Alasannya

531 juta ton karbon dioksida berasal dari AC

Pada Maret lalu, Laboratorium Energi Terbarukan Nasional (NREL), dan Pusat Penelitian Xerox Palo Alto (Xerox PARC) merilis laporan tentang jumlah karbon yang dilepas setiap tahunnya.

Penelitian itu menemukan, dari 1.950 juta ton karbon dioksida yang dilepaskan setiap tahun dari energi yang digunakan untuk menyalakan AC, 531 juta di antaranya digunakan untuk mendinginkan udara, dan 599 juta ton lainnya untuk menghilangkan kelembapan.

Dilansir dari CNBC, 820 juta ton lainnya berasal dari kebocoran refrigerant dan dari gas rumah kaca yang dipancarkan selama pembuatan dan distribusi unit AC.

Baca juga: Bill Gates Ternyata Pakai Ponsel Lipat, tapi Bukan Buatan Microsoft

Emisi tersebut diprediksi NREL dan Xerox PARC akan bertambah buruk karena semakin banyak orang memasang AC, terutama di India, China, dan Indonesia.

Untuk itu, Blue Frontier mengembangkan teknologi yang mampu mengasilkan sistem pendingin yang lebih efisien dan lebih aman bagi lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo,CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com