Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meta Setop Bayar Konten Berita di AS

Kompas.com - 05/08/2022, 13:00 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Meta tidak memperpanjang kontrak dengan sejumlah organisasi berita ternama di Amerika Serikat (AS).

Dengan dihentikannya kontrak tersebut, perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp ini tak lagi membayar organisasi media yang mempublikasi kontennya di Facebook News AS.

Awalnya, kabar ini bocor dari sumber anonim internal Meta dan dikutip oleh outlet media Axios.

Namun, juru bicara kemudian Meta mengonfirmasi kabar tersebut dan mengatakan perusahaannya tidak lagi berinvestasi untuk Facebook News. Alasannya adalah karena pengguna tidak mencari berita di Facebook.

"Banyak yang telah berubah sejak kami menandatangani kesepakatan tiga tahun lalu untuk menguji tautan berita tambahan ke Facebook News di AS," kata juru bicara Meta dikutip KompasTekno dari Gizmodo, Jumat (5/8/2022).

Baca juga: Meta Sudah Habiskan Rp 14 Triliun untuk Bangun Metaverse, Namun Belum Jelas

"Mayoritas pengguna tidak datang ke Facebook untuk mencari berita. Dari aspek bisnis, tidak masuk akal untuk investasi berlebih di bidang yang tidak sesuai dengan preferensi pengguna," imbuh juru bicara Meta.

Organisasi berita yang sebelumnya memiliki kontrak dengan Meta di antaranya The New York Times, The Washington Post, dan The Wall Street Journal. Meta menggelontorkan lebih dari 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,49 triliun untuk bermitra dengan organisasi tersebut.

Menurut laporan Gizmodo, The New York Times mendapat bayaran yang lebih mahal dibanding organisasi berita cetak/online lainnya, yaitu sebesar 20 juta dollar AS (Rp 298 miliar).

Sementara The Washington Post mendapat 15 juta dollar AS (Rp 223 miliar) dan The Wall Street Journal 10 juta dollar AS (Rp 149 miliar).

Menurut sumber internal Meta, perusahaannya juga membayar outlet media yang memproduksi berita dalam bentuk video senilai 90 juta dollar AS (Rp 1,34 triliun).

Adapun sumber yang dikutip The Wall Street Journal mengatakan bahwa Meta memang akan membiarkan kontrak bersama outlet media selesai dengan sendirinya. Sebab, perusahaan akan fokus membangun model bisnisnya ke Metaverse.

Selain itu, Facebook dan Instagram juga terlihat fokus pada konten video. Jadi, konten berita bukan fokus utama perusahaan untuk saat ini.

Baca juga: Facebook dan Google Cemaskan Detik Kabisat yang Bisa Picu Kekacauan Internet

Sejak 2019

Kesepakatan antara Meta (dulu Facebook) dengan penerbit berita di AS pertama kali diteken pada tahun 2019.

Saat itu kontrak ini dibuat guna menangkal masalah dengan sejumlah advokat dan anggota parlemen AS yang menilai bahwa Facebook dan perusahaan teknologi lainnya harus membayar konten berita yang dihosting pada platformnya.

Praktik yang sama kemudian diberlakukan di Australia pada tahun 2021, setelah negara Kangguru itu meresmikan undang-undang yang mendesak perusahaan seperti Facebook membayar konten berita.

Kala itu Facebook sempat menolak, meski akhirnya bersedia membayar 15 juta dollar AS (Rp 223 miliar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com