Selain Infinix, Transsion juga memasarkan ponsel merek "Tecno" di pasar Indonesia mulai 2020 lalu, dengan seri Spark 6 Go seharga Rp .
Selanjutnya, ada pula ponsel Tecno SPark 7 Pro seharga Rp 1,9 juta, Tecno Pova 3 seharga Rp 2,6 jutaan, hingga Tecno Spark 8C dengan banderol Rp 1,5 jutaan.
Baca juga: Sejarah Infinix, Brand yang Punya Hubungan Darah dengan Tecno
Menurut Lucky, harga yang ditawarkan tersebut terbilang mampu bersaing di pasar Indonesia. Terutama, kata Lucky, di segmen ponsel mid-low yang pasarnya sangat sensitif soal harga.
"Infinix secara model, harga, dan performa memang bisa mengombinasikannya dengan menarik. Bahkan di atas kertas, Infinix menawarkan beberapa kelebihan spek di beberapa tipe produk dengan harga yang mirip atau sama dengan Realme," kata Lucky.
Selain soal harga, menurut Lucky, Transsion melalui Infinix mampu menawarkan keunggulan yang "dimengerti" oleh target konsumennya. Misalnya, besaran kapasitas baterai, RAM, serta penyimpanan media.
Dari segi desain, ponsel dengan harga terjangkau pun kini banyak yang terlihat menarik, tak terkecuali Infinix.
Menurut Lucky, keberhasilan Transsion masuk top 5 besar vendor ponsel di Indonesia juga tak lepas dari ambisi Realme untuk masuk ke segmen ponsel high-end. Bukan lagi ponsel di segmen mid-low yang dulu menjadi perhatiannya.
"Realme banyak mencoba untuk menggaet pasar lebih atas, bahkan kisaran harga mencapai di atas Rp 7 juta yang sudah masuk ranah high-end," kata Lucky.
Lucky menjelaskan, pasar ponsel seharga Rp 3 juta ke atas di Indonesia tak sebanyak kategori mid-low di rentang Rp 1-3 juta. Selain itu, banyak pula brand-brand tangguh yang sudah lebih mapan menjual ponsel di atas harga Rp 3 juta ke atas.
Alhasil, konsekuensinya, pangsa pasar (market share) Realme terpengaruh seperti pada periode kuartal II-2022 ini.
Baca juga: Canalys: Pengiriman Ponsel Dunia Anjlok, Vendor Bakal Habiskan Sisa Stok
Di samping itu, Realme juga tengah berupaya untuk mendiversifikasi produknya di Indonesia.
"Realme sepertinya sedang mengejar brand yang dianggap pesaingnya seperti Redmi (Xiaomi), yang semakin lama menawarkan produk dengan range kategori yang besar dan banyaknya produk IoT," kata Lucky.
Selain ponsel, Realme juga mulai memasarkan berbagai perangkat IoT, seperti smartwatch, kamera CCTV, TV, Notebook, hingga sikat gigi. Mirip seperti yang dilakukan Xiaomi.
Lucky mengatakan, ada pula faktor luar lain yang kemungkinan menjadi tantangan Realme sehingga posisi di Indonesia bisa tergeser oleh brand lain. Sebut saja seperti pandemi dan kelangkaan chipset.
"Lagi pula, saat ini, pertumbuhan penjualan smartphone sedang menurun secara global. Semua brand utama, kecuali Samsung, mengalami penurunan, termasuk penjualan Realme yang menurun cukup besar di 22 persen du kuartal kedua ini dibanding kuartal yang sama tahun lalu," kata Lucky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.