Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Layanan Digital Prioritas Utama Operator Telko

Kompas.com - 23/08/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBELUM pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, konsumsi konten yang disediakan layanan Over the Top (OTT) sudah amat besar, market size-nya mencapai 121,6 miliar dolar AS di seluruh dunia.

Didorong beragam layanan perusahaan teknologi mesin pencari, media sosial, pesan, hingga penyaji konten khususnya berbasis video, lalu-lintas data pada jaringan operator pun meningkat luar biasa.

Pandemi mendorong lebih cepat dan lebih besar sehingga tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate atau CAGR) dari tahun 2020 hingga 2027 akan tumbuh rata-rata 29,4 persen. Diperkirakan pada 2027, ukuran pasarnya menembus satu triliun dolar AS.

Kuatnya konsumsi konten OTT itu membuat operator terbesar di Jepang, NTT DoCoMo puas atas pertumbuhannya. Mereka mengaku konsumsi pada 2020 hingga 2021 melambung sampai 134 persen.

Baca juga: Pertama Kali di AS, Layanan Streaming Ungguli TV Kabel

Memahami terjadinya perubahan drastis pada pola konsumsi di seluruh dunia itu, mau tidak mau operator dengan sekitar 85 juta pelanggan ini menceburkan diri bergerak menuju layanan digital (digital services).

CEO NTT Docomo, Jonathan Kriegel menyebut, operator besar bermitra dengan penyedia layanan digital dan memosisikan ulang diri menjadi mitra konektivitas all-in-one.

Bermitra saja tidak cukup, karena operator hanya menikmati sedikit keuntungan yang diperoleh dari penyediaan konektivitas, padahal pendapatan terbesar OTT justru pada layanan konten. Apalagi menjadi penyedia konten dengan segala platformnya membuka peluang model bisnis lain sekaligus menyertakan industri lain dalam rangkaian ekosistemnya.

Sadar akan potensi lebih besar itu, NTT DoCoMo pada empat tahun silam mulai menawarkan beberapa layanan digital yang merujuk pada kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Mereka lalu memperkaya layanan dengan beragam bidang mulai dari smart mobility, health and wellness, digital commerce, hingga enterprise or home IOT (Internet of Things).

NTT DoCoMo pun beralih jadi operator modern yang menawarkan puluhan layanan berbasis digital dan cabang bisnis baru ini masuk dalam kelompok service atau layanan, dan menawarkan lebih dari 100 aplikasi.

Salah satu yang populer, aplikasi kategori Disaster (kebencanaan) berupa empat aplikasi peringatan dini (early warning), pesan suara (voice message) khusus gempa bumi dan sebagainya.

Baca juga: 3 Layanan Digital yang Bakal Digandrungi di Indonesia

Pergeseran menjadi operator modern dan telah meninggalkan semata-mata perang tarif juga dilakukan oleh Reliance Jio di India. Operator berpangsa pasar terbanyak, 36% ini menambah layanan digital dengan mengacu pada minat umum masyarakat India.

JioCinema

Langkah itu sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun silam, pada 2016 Jio merilis aplikasi berbasis film bernama JioCinema. Aplikasi yang merujuk pada kegemaran pelanggan menonton film, dan empat tahun kemudian sudah bisa berkompetisi dengan OTT.

Pada 2020, pangsa pasar video on demand layanan streaming film di India masih dikuasai tiga OTT yaitu Netflix (20 persen), Amazon Prime (20 persen) dan Disney+ Hotstar (17 persen). JioCinema di urutan empat dengan pangsa 7 persen, streaming video lokal yang terbesar.

Disney Plus HotstarGeekculture Disney Plus Hotstar

Pengembangan layanan digital lain yang berhasil digerakkan Jio adalah JioTV, yang kini berhasil mengakomodir lebih dari 800 kanal televisi, membuat JioTV aplikasi pionir dalam kelompok digital services Reliance Jio. Tahun 2018 penggunanya sebanyak 31,2 juta unique visitor, setahun kemudian meledak lebih dari 100 persen, menjadi 74,5 juta unique visitor.

JioTV mengemas jumlah unique visitor rata-rata di angka 86 jutaan, dengan kata lain aplikasi JioTV punya peluang sukses dinikmati sekitar 20 persen dari seluruh pelanggannya yang 413 juta. Belakangan Jio juga mengembangkan aplikasi di bidang kesehatan, gim, keamanan data, hingga berita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com