Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Karyawan Tuding Twitter Abaikan Keamanan dan Privasi Pengguna

Kompas.com - 24/08/2022, 14:45 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber CNET

Isi kesepakatan tersebut adalah Twitter menyanggupi untuk membuat program keamanan yang komprehensif. Namun, Zatko menuding bahwa Twitter tidak pernah mematuhi kesepakatan dengan FTC tersebut.

Zatko juga menuduh Twitter berbohong kepada Elon Musk tentang jumlah akun bot/spam di platformnya. Twitter juga dituduh memberikan informasi yang menyesatkan ke FTC terkait kebijakan Twitter yang menghapus sepenuhnya data pengguna yang tak lagi menggunakan Twitter.

Baca juga: Elon Musk Tunda Pembelian Twitter gara-gara Akun Bot, Bos Twitter Menjelaskan

Tanggapan Twitter soal Zatko dan tuduhannya

Twitter mengatakan bahwa Zatko dipecat karena "kepemimpinan yang tidak efektif dan kinerja yang buruk". Twitter juga memastikan bahwa perusahaannya memprioritaskan keamanan dan privasi penggunanya.

"Apa yang kami lihat sejauh ini adalah narasi palsu tentang Twitter, termasuk praktik privasi dan keamanan data kami juga penuh dengan inkonsistensi dan ketidakakuratan serta tidak memiliki konteks penting," kata juru bicara Twitter Rebecca Hahn kepada The Post.

"Tuduhan Zatko tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian di Twitter, pelanggannya, dan pemegang sahamnya," lanjut Hahn.

Akibat dokumen aduan Zatko, Senator Richard Blumenthal, politisi Partai Demokrat di Connecticut, mendesak Ketua FTC Lina Khan untuk menyelidiki Twitter.

Menurut Blumenthal, dokumen aduan Zatko ini meresahkan dan memberikan gambaran bahwa Twitter lebih memprioritaskan keuntungan.

"Ini melukiskan gambaran perusahaan yang secara konsisten dan berulang kali memprioritaskan keuntungan di atas keselamatan penggunanya dan tanggung jawabnya kepada publik," tulis Blumenthal dalam sebuah surat kepada Khan.

"Karena eksekutif Twitter tampaknya mengabaikan atau menghalangi upaya untuk mengatasi ancaman terhadap keamanan dan privasi pengguna," lanjut Blumenthal.

Baca juga: Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Publik soal Jumlah Akun Spam

Dokumen pengaduan Zatko juga muncul di tengah pertempuran hukum antara Twitter dengan CEO Tesla Elon Musk, setelah Musk mencoba untuk membatalkan akuisisi Twitter. Tim hukum Musk diperkirakan akan menggunakan dokumen keluhan Zatko tersebut untuk memperdebatkan "penemuan yang lebih luas ke dalam praktik dan data internal Twitter."

Itu dapat membantu memperkuat argumen Musk bahwa perusahaan memberinya informasi menyesatkan yang membuatnya membeli Twitter dengan harga yang tinggi.

Twitter dan Elon Musk sendiri dijadwalkan melakukan sidang selama lima hari pada Oktober mendatang. 

Baca juga: Masih Saling Serang, Twitter Tanggapi Gugatan Balik Elon Musk

Siapa Zatko?

Berbicara sedikit soal Zatko. Peiter "Mudge" Zatko adalah peretas terkenal dan pakar keamanan lama yang bekerja di DARPA (badan penelitian dan pengembangan Departemen Pertahanan AS) dan Google sebelum bergabung dengan Twitter pada tahun 2020. 

Zatko menciptakan perangkat lunak yang masih digunakan sampai sekarang untuk menguji kekuatan kata sandi. Dia di bawah nama alias "Mudge" juga menjadi bagian dari kelompok peretas berpengaruh seperti "L0pht" yang bersaksi di depan Kongres AS pada 1990-an tentang masalah keamanan.

Mantan CEO Twitter Jack Dorsey merekrut Zatko untuk bekerja di perusahaan media sosial setelah beberapa remaja meretas akun Twitter sejumlah tokoh penting pada 2020.

Baca juga: Remaja-remaja di Balik Aksi Peretasan Akun Twitter Bill Gates, Obama, dkk

Sebut saja seperti Elon Musk, selebriti Kim Kardashian, hingga Joe Biden, yang pada saat itu adalah calon presiden AS dari Partai Demokrat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Cnet, Rabu (24/8/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com