Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Jasa SS iPhone di Medsos, Bayar Rp 500 demi Jadi "Si Paling iPhone"

Kompas.com - Diperbarui 28/08/2022, 14:50 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jagat maya di Indonesia belakangan ini diramaikan dengan tren yang tidak biasa, bahkan bisa dibilang nyeleneh. Tren tersebut adalah maraknya jasa screenshot (ss) iPhone yang dijajakan di media sosial.

Meski aneh dan mengherankan bagi sebagian netizen, ternyata tren membeli screenshot (ss) iPhone ini tampak laku dan cukup banyak peminatnya.

Peminat jasa ss iPhone kemungkinan besar adalah orang-orang yang tak memiliki iPhone, tapi ingin terlihat memiliki iPhone di media sosial.

Atau bahasa gaulnya, bisa dibilang peminat jasa ini ingin terlihat "si paling iPhone", di mana mereka menggunakan iPhone di segala kesempatan.

Alhasil, netizen yang memiliki iPhone pun terlihat berbondong-bondong membuka dan menawarkan jasa ss iPhone lewat TikTok, Twitter, bahkan Telegram.

Baca juga: Jangan Asal, Begini Sebaiknya Menyikapi Kabar Duka di Media Sosial

Lantas apa itu jasa ss iPhone?

Sesuai dengan namanya, jasa ss iPhone menawarkan tangkapan layar dari ponsel iPhone untuk dijual kepada konsumen.

Pantauan KompasTekno di media sosial, pilihan tangkapan layar yang banyak diminati meliputi screenshot profil Instagram, direct message Instagram, Spotify, saluran YouTube boyband/girlband Kpop favorit, fake chat (chat palsu), dan lainnya.

Harga yang ditawarkan untuk jasa ss iPhone ini terlihat bervariasi, tergantung penjual dan permintaan pelanggan.

Umumnya, jasa screenshot iPhone ini ditawarkan dengan harga rentang harga paling murah Rp 100 hingga Rp 5.000 untuk sekali screenshot.

Ketika menawarkan jasa ss iPhone, penyedia jasa bakal menyebutkan model iPhone yang digunakannya. Sebab, ukuran gambar hasil screenshot bisa berbeda-beda untuk masing-masing model.

Pengamatan KompasTekno, model iPhone yang digunakan terlihat beragam mulai dari iPhone 7, iPhone 8, iPhone X, iPhone XR, iPhone 12 series, hingga iPhone 13 series.

Penyedia jasa menjanjikan konsumen bisa mendapatkan hasil screenshot dengan font iPhone yang estetik, bisa memilih tampilan light mode/dark mode, dan memiliki ss dengan tampilan antarmuka khas iPhone.

Baca juga: Resmi, Pesan Sekali Lihat di WhatsApp Tidak Bisa Di-screenshot Lagi

Ilustrasi jasa ss iPhone yang ditawarkan lewat Twitter.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Ilustrasi jasa ss iPhone yang ditawarkan lewat Twitter.
Jangan sembarangan beri informasi akun

Saat jasa ss iPhone viral, penyedia jasa terlihat aji mumpung dengan menawarkan jasa lainnya, seperti jasa perekaman layar (screen recorder), jasa repost Instagram story, hingga nge-tweet via iPhone.

Pantauan KompasTekno, penyedia jasa mengharuskan kliennya untuk memberikan informasi login akun, kemungkinan berupa e-mail, username, dan password bila ingin menggunakan layanan ss percakapan di DM Instagram atau media sosial lainnya, repost Instagram story, hingga nge-tweet via iPhone.

Para penyedia jasa kompak menggaungkan akan langsung keluar (logout) dari akun kliennya, begitu screenshot selesai dilakukan.

Sejumlah penyedia jasa bahkan mengeklaim bahwa informasi akun pengguna "100 persen" bahkan "1000 persen" aman.

Baca juga: 3 Cara Screenshot (SS) di HP Samsung

Bahaya yang mengintai di balik jasa ss iPhone

Melihat fenomena ini, pengamat media sosial sekaligus CEO Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria ikut angkat bicara.

Hariqo melihat, fenomena jasa ss iPhone ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih mengagung-agungkan iPhone.

"Iya bisa dibilang sebagian pengguna media sosial masih mengagungkan iPhone sampai rela memakai jasa ss iPhone. Mereka mengutamakan gayanya, dan lebih ingin terlihat keren," kata Hariqo saat dihubungi KompaTekno, Rabu (24/8/2022).

Tak bisa dipungkiri, iPhone selama ini memang memiliki citra yang prestisius, mahal, dan mewah. Sehingga, agaknya ikut berpengaruh ke citra pemiliknya.

Namun, Hariqo mengatakan, tren ss iPhone yang viral seperti saat ini, apalagi hingga memberikan informasi akun media sosial ke orang tak dikenal dengan sengaja dan sadar, adalah sebuah pola pikir yang salah.

Menurut Hariqo, pola pikir yang salah ini juga dipengaruhi oleh paparan literasi digital yang belum tepat.

"Ini menunjukkan bahwa literasi digital yang diadakan oleh Pemerintah/Kominfo itu perlu dievaluasi. Karena mengapa orang masih mengutamakan gengsi ketimbang keamanan?" kata Hariqo.

Pasalnya, digital security (keamanan digital) adalah pilar utama dalam literasi digital.

"Hal pokok yang disampaikan di pilar keamanan digital itu adalah tidak memberikan password dan e-mail kepada siapapun," lanjut Hariqo.

Artinya, ketika ada pengguna media sosial yang masih memberikan informasi akunnya ke orang lain, mereka belum memahami pentingnya keamanan digital.

Baca juga: Daftar Aplikasi Chat dan Medsos yang Aman dari Pemblokiran Kominfo

Hariqo mengatakan, bila pengguna memberikan informasi akunnya, misalnya untuk menggunakan jasa ss iPhone yang sedang ramai, itu artinya pengguna sudah membuka peluang kejahatan bagi dirinya sendiri.

"Peluang kejahatan yang muncul mulai dari akun di-hack hingga serangan phising," kata Hariqo.

Phising adalah sebuah upaya menjebak korban untuk mencuri informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, kata sandi, dan nomor kartu kredit.

Aksi phising bisa dilancarkan melalui berbagai media seperti e-mail, media sosial, panggilan telepon, dan SMS, atau teknik rekayasa sosial dengan memanipulasi psikologis korban. 

Namun, Hariqo mengatakan, penggunaan jasa ss iPhone untuk hal-hal lain yang tidak mengharuskan memberikan informasi akun, masih dapat dimaklumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com