Namun, hingga sampai saat ini, masih tidak ada kelanjutan dari informasi tersebut, apakah PLN dan Indihome, dalam hal ini, terbukti melanggar atau tidak.
Dua minggu kemudian, pada awal September 2022, atau kurang dari sebulan dari kasus dugaan kebocoran data pelanggan PLN, data 1,3 miliar nomor SIM card pelanggan operator seluler di Indonesia diperjualbelikan, juga di situs forum online yang sama.
Baca juga: 1,3 Miliar Data SIM Card Diduga Bocor, Begini Respons 3 Opsel dan Kominfo
Hacker mengeklaim bahwa dirinya memiliki data 1.304.401.300 (1,3 miliar) nomor ponsel pengguna di Indonesia. Rincian datanya terdiri dari nomor seluler kartu prabayar, NIK, informasi nama operator, hingga tanggal dari registrasi nomor HP.
Peneliti keamanan siber Afif Hidayatullah memastikan data yang dibagikan hacker itu valid, berdasarkan penelusuran acak untuk beberapa sampel NIK dan nomor HP yang dibagikan secara cuma-cuma, yang jumlahnya mencapai 2 juta sampel data.
Hacker yang menjual data tersebut menyantumkan logo Kementerian Kominfo di posting-annya. Meski demikian, Kominfo membantah bahwa pihaknya tidak memiliki aplikasi yang dapat menampung data registrasi kartu SIM, baik prabayar maupun pascabayar.
Operator seluler di Indonesia pun mengekalim data yang diperjualbelikan tersebut bukan berasal dari pihak internal mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.