Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Warga RI, Dulu "Dipaksa" Setor Nomor HP dan NIK, Kini Datanya Bocor dan Dijual Online

Kompas.com - Diperbarui 03/09/2022, 10:31 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Pada 2021, Truecaller melaporkan bahwa volume total telepon spam di Indonesia dilaporkan berjumlah 12.580.275 (hampir 12,6 juta) pada Januari 2021. Selang 10 bulan kemudian atau pada Oktober 2021, volume telepon spam itu berlipat ganda menjadi 25.789.283 (sekitar 25,8 juta).

Menurut TruCaller, setiap bulan, masyarakat Indonesia yang menggunakan telepon, rata-rata menerima 14 panggilan telepon spam pada 2021. Dengan kata lain, pengguna Indonesia makin banyak diteror telepon spam.

Baca juga: Orang Indonesia Hanya Bisa Pasrah kalau Ada Kebocoran Data

Bocoran data disebut valid, bisa untuk profiling pengguna

Cita-cita pemerintah untuk memberantas SMS spam/scam itu agaknya tinggal angan-angan.

Pasalnya, sejumlah pengamat menyebut bahwa data sekitar 1,3 nomor HP dan NIK yang dijual di forum online itu valid sebagaimana diwartakan sebelumnya. Kesimpulan itu didapat setelah pengamat melakukan tes acak (random) dan pengecekan NIK.

KompasTekno juga ikut melakukan pengecekan secara acak melalui aplikasi GetContact, Kamis (1/9/2022). Hasilnya, kami menemukan bahwa beberapa nomor HP yang ada di 2 juta sampel data tersebut merupakan asli milik seseorang.

Bila data sekitar 1,3 miliar nomor HP dan NIK yang dijual di forum itu valid, maka ini menjadi kenyataan yang ironis. Pasalnya, alih-alih memberantas SMS scam, data tersebut malah bisa menjadi "amunisi" bagi penjahat untuk melancarkan SMS atau telepon spam/scam.

Tak hanya itu, data miliaran nomor HP dan NIK yang diduga bocor milik pengguna seluler Indonesia itu juga bisa dijadukan senjata profiling.

Baca juga: Data 1,3 Miliar Nomor HP Indonesia Diduga Bocor, Ada NIK dan Nama Operator

Praktisi keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan, data tersebut dapat disalahgunakan untuk mengeksploitasi pengguna. Data tersebut juga bisa digunakan untuk profiling pengguna seluler.

"Ini kalau yang bocor big data, rentan digunakan untuk profiling pengguna seluler di Indonesia. Dan peta pengguna seluler di seluruh Indonesia yang bisa digunakan sebagai dasar pemetaan kependudukan lainnya," kata Alfons.

"Data demografi itu penting untuk pemetaan kependudukan dan dari pemetaan kependudukan banyak manfaat yang bisa diambil. Sebagai gambaran bisa dipakai untuk mengetahui penyebaran BTS. Siapa market leader di daerah tertentu (dengan menggolongkan berdasarkan NIK)," pungkas Alfons.

Baca juga: Media Asing Soroti Isu Kebocoran Data Pelanggan PLN dan IndiHome di Indonesia

Kominfo dan operator seluler kompak membantah

Pihak-pihak Ring 1 alias utama dalam kasus ini macam Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta operator seluler Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, kompak membantah terkait dugaan kebocoran data sekitar 1,3 miliar nomor HP dan NIK pengguna kartu SIM prabayar di Indonesia.

Kominfo membantah pihaknya telah kebobolan. Menurut Kominfo, data diunggah dan dijual di forum "Breach Forums" itu bukan berasal dari Kementerian Kominfo, sebagaimana diwartakan sebelumnya di artikel ini.

Operator pelat merah Telkomsel juga mengatakan bahwa data pelanggan yang berasal dari situs Breached Forums tersebut bukan berasal dari sistem yang dikelola Telkomsel. Tanggapan Telkomsel bisa dibaca selengkapnya di artikel "Telkomsel: Data Kartu SIM yang Bocor Bukan dari Sistem Internal".

Sementara Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengatakan bahwa pihaknya memiliki fasilitas penyimpanan data pelanggan perusahaan sendiri. Perusahaan juga memastikan bahwa keamanan data pelanggannya aman. Dengan kata lain, data yang diunggah di Breached Forums diklaim bukan bersumber dari penyimpanan milik IOH.

Terakhir, XL Axiata menyatakan pihaknya menerapkan standar ISO 27001, yaitu standar keamanan internasional untuk menjaga keamanan data pelanggannya. Tanggapan IOH dan XL Axiata juga dapat dibaca di artikel "Kebocoran 1,3 Miliar SIM Card, Indosat dan XL Pastikan Data Pelanggan Aman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com