Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jepang Akhirnya Mulai Tinggalkan Penggunaan Disket dan CD-ROM

Kompas.com - 05/09/2022, 11:30 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang yang dikenal sebagai negara berteknologi tinggi, ternyata masih mewajibkan penggunaan media penyimpanan lawas seperti floopy disk alias disket dan CD-ROM dalam pemerintahan.

Namun kini, Jepang mulai meninggalkan penggunaan disket dan CD-ROM tersebut. Pemerintah setempat mengubah undang-undang di negaranya untuk tidak lagi mewajibkan penggunaan media penyimpanan lawas dalam birokrasi pemerintahan.

Jepang sendiri saat ini memang masih mempertahankan penggunaan sejumlah teknologi lawas. Di negeri matahari terbit itu, masih ada sekitar 1.900 prosedur pemerintahan yang mengharuskan penggunaan disket dan CD-ROM untuk menyimpan registrasi formulir atau aplikasi.

Menurut Menteri Teknologi Jepang, Karo Tono, undang-undang yang sebelumnya mewajibkan penggunaan disket dan CD-ROM sebagai media penyimpanan itu akan segera diakhiri.

Baca juga: Ada Tanda Tangan Steve Jobs, Disket Ini Laku Rp 1 Miliar

“Sekarang di mana Anda bisa membeli floopy disk (disket)? Kami akan segera meninjau (undang-undang tersebut),” ungkap Tono dalam "Konferensi Konsep Masyarakat Digital ke-5 Jepang”.

Tono mengatakan, aturan yang diperbarui tersebut nantinya akan memungkinkan masyarakat menggunakan layanan online untuk mengakses data dan layanan pemerintahan.

Selain itu, Tono juga mengatakan akan mulai menyingkirkan teknologi lawas lainnya seperti mesin fax dari birokrasi pemerintahan.

"Saya masih berencana melakukannya," kata Tono dikutip KompasTekno dari The Register, Senin (5/9/2022).

Tono juga menambahkan bahwa dirinya akan mendukung rencana pemerintah untuk mengatasi permasalahan kurangnya keterampilan pemerintah Jepang, meningkatkan infrastruktur komunikasi dan menerapkan Web3.

Upaya meninggalkan teknologi lawas ini bukan pertama kalinya dilakukan pemerintah Jepang. Sebelumnya pada 2021 lalu, Perdana Menteri Yoshihide Suga pernah berjanji akan mengurangi pengunaan teknologi lawas seperti mesin segel (seals) dan mesin faks.

Kendati begitu, target tersebut tidak tercapai karena masa jabatan Suga telah habis sebelum janjinya dapat terpenuhi.

Baca juga: Penyimpanan Berbasis Flash, Solusi Keamanan Data di Era Digital

Negara lain yang juga memperbarui aturan untuk meninggalkan teknologi lawas adalah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Pemerintah AS menemukan bahwa masih ada sejumlah data yang disimpan di dalam disket untuk mengelola senjata nuklir selama tahun 2010. Namun, praktik tersebut kini sudah dihentikan.

Kemudan di Korea Selatan, pemerintah di negara tersebut juga menghentikan penggunaan aplikasi Active-X (yang telah diluncurkan oleh Microsoft pada 1996) di beberapa situs web pemerintah.

Dikarenakan cara-cara tersebut dianggap “jadul” dan banyak digunakan untuk melakukan kejahatan, pemerintah Korea Selatan pun menghentikan layanan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com