Riset bersama ini menggambarkan bahwa qubit mungkin pada akhirnya diproduksi bersama dengan chip konvensional di atas fasilitas manufaktur yang sama.
Tantangan kedua adalah menyederhanakan desain sistem untuk mempercepat waktu setup dan meningkatkan kinerja qubit.
Penggunaan elektronik dan banyaknya kabel koaksial ke qubit chip hanya memperbesar jumlah qubit karena form factor, biaya, konsumsi daya, dan beban termal ke pendingin semakin besar.
Intel mengganti instrumen berukuran besar ini dengan sebuah system-on-a-chip (SoC) yang sangat terintegrasi dan chip kontrol komputasi kuantum yang menyederhanakan desain sistem.
Tantangan ketiga adalah full stack untuk komputasi kuantum. Komputasi kuantum adalah jenis komputasi yang baru, sehingga ia memiliki cara yang berbeda dalam menjalankan hardware, software, dan aplikasi-aplikasi.
Baca juga: Inilah Frontier, Komputer Tercepat di Dunia dengan Prosesor AMD
Artinya, komputer kuantum memerlukan semua komponen baru di semua level stack, mulai dari qubit control processor, kontrol elektronik, hingga perangkat qubit chip dan banyak lagi.
Alexis mengatakan, Intel pun tengah mengembangkan semua komponen ini untuk full stack.
"Komputer kuantum tidak dimaksudkan untuk menggantikan infrastruktur komputasi klasik. Mereka dimaksudkan untuk memperluas kemampuannya," kata Alexis melalui keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Minggu (11/9/2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.