Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mengenalkan Smartphone pada Anak Usia Dini Menurut Psikolog

Kompas.com - 19/09/2022, 10:15 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan gadget seperti smartphone atau tablet kini tak hanya dilakukan oleh orang dewasa atau remaja. Penggunaan smartphone juga lumrah ditemukan di kalangan anak-anak, baik anak di tingkat sekolah dasar bahkan hingga balita.

Tidak sedikit orangtua yang sudah memberi gadget kepada anak balita. Alasannya bermacam-macam, salah satunya adalah agar anak tidak rewel.

Praktik ini juga membuat anak terbiasa "berteman" atau terpapar dengan gadget. Lantas apakah praktik ini dapat dibenarkan secara psikologis? Bagaimana idealnya pengenalan gadget bagi anak?

Tahapan mengenalkan gadget pada anak

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Ayoe Sutomo, anak di bawah dua tahun sebenarnya belum direkomendasikan untuk terpapar oleh gadget, baik ponsel, tablet, laptop, televisi dan sebagainya.

Pasalnya, anak pada usia tersebut perlu stimulus terkait aspek sensori dengan aktivitas fisik.

Bila anak di bawah dua tahun sudah terpapar oleh gadget, Ayoe berkata akan ada banyak simulasi yang terlewat dan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Baca juga: Anak Mark Zuckerberg Belajar Coding Sejak Usia 3 Tahun

"Di tahapan usia di bawah 2 tahun itu adalah waktunya kita menstimulasi tumbuh kembang anak dengan mematangkan atau membuat lebih kuat, lebih ajeg, terkait aspek sensori yang bisa disimulasi dengan kegiatan yang sifatnya aktivitas fisik," kata Ayoe kepada KompasTekno.

"Kalau anak terpapar gadget pada usia tersebut, maka akan ada banyak simulasi yang pada akhirnya terlewat, sehingga dikhwatirkan secara sensori tidak matang, sehingga berpengaruh ke tahapan tumbuh kembang selanjutnya," lanjut Ayoe.

Adapun tahapan pengenalan gadget ke anak menurut Psikolog klinis dari Yayasan Cintai Diri Indonesia (Love Yourself Indonesia), Alif Aulia Masfufah, bisa diterapkan pada anak-anak usia balita. Namun hanya sebatas perkenalan, bukan diberikan gadget sepenuhnya.

Misalnya dengan mengenalkan perangkat ponsel yang dilengkapi aplikasi YouTube, dan bisa membantu anak belajar banyak hal.

"Bukan dia nggak boleh pegang gadget sama sekali, bukan nggak boleh kenal ada teknologi sama sekali. Cuma diperkenalkan, (misalnya) 'ini ada gadget. Di situ ada YouTube. Di YouTube itu adek bisa kenal warna'," kata Aulia mencontohkan.

Selama belajar dari konten yang dimuat dari gadget tersebut, Aulia berkata, anak juga harus dibimbing. Persentase pengenalan gadget ke anak sendiri hanya 10 persen.

Selebihnya (90 persen), menurut Aulia anak harus banyak berinteraksi dengan hal-hal nyata di sekitarnya. Misalnya dengan bermain bersama anggota keluarga, bermain di playground dan sebagainya.

Namun, Aulia berpesan agar pengenalan gadget tidak menjadi kebiasaan bagi anak. Misalnya dengan tidak memakai gadget di waktu makan, atau menjelang tidur, sehingga mengganggu fokus anak untuk aktivitas tersebut.

Alih-alih pada waktu tersebut, pengenalan gadget bisa dilakukan pada jam bermain anak.

Baca juga: Instagram Rilis Fitur Amber Alert untuk Bantu Cari Anak Hilang

LG meluncurkan tablet pertamanya, yakni LG Ultra Tab di Korea Selatan, Jumat (5/8/2022)GS Marena LG meluncurkan tablet pertamanya, yakni LG Ultra Tab di Korea Selatan, Jumat (5/8/2022)
"Jadi dilakukan baiknya pada saat jam-jam bermain bersama ibu. Dipangku, misalnya, 'kita belajar ABC atau 'kita belajar number'. Kalau di hal-hal yang main time, kaya makan, tidur, mandi, dia bisa punya kebiasaan yang kalau nggak melakukan itu, dia nggak mau," papar Aulia.

"Ini biasanya polanya bisa jadi addict. Karena kan makan, mandi, tidur itu kan anak balita lakukan lebih dari satu kali dalam sehari," lanjut dia.

Selain tahapannya, durasi penggunaan gadget bagi anak juga perlu diatur oleh orang tua. Pengaturan waktunya sendiri cukup berbeda, menyesuaikan usia anak, mulai dari di bawah dua tahun, dua tahun ke atas sampai lima tahun dan 6 tahun ke atas.

4 tahap mengenalkan gadget pada anak

Mengenalkan gadget ke anak dengan cara yang baik memang bukan perkara yang mudah. Sebagai berbagai kemudahan yang ditawarkan gadget membuat betah pengguna, tak hanya bagi anak-anak melainkan semua kalangan.

Untuk meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan, khususnya bagi anak yang sudah lebih paham akan teknologi, atau anak yang sudah diberikan kebebasan penggunaan gadget, tips berikut mungkin bisa membantu.

1. Gunakan gadget yang tepat

Berbagai gadget dirancang dengan akses ke internet tanpa batas. Bila tak dibatasi, anak bia mengakses berbagai informasi atau konten berbahaya atau konten yang tidak layak untuknya.

Akan tetapi, beberapa perangkat seperti smartphone atau tablet juga menyediakan mode anak, sehingga bisa membatasi mereka pada konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.

Untuk itu, bagi para orang tua, baiknya mempertimbangkan pemilihan perangkat khusus anak seperti smartwatch dan lainnya, atau perangkat yang memiliki mode anak.

Dengan demikian, anak tetap dapat belajar cara mengoperasikan perangkat teknologi, namun tetap aman dari risiko kebebasan ankses internet.

2. Komunikasi terbuka dengan anak

Dihimpun KompasTekno dari TechReport, komunikasi merupakan bagian penting dalam mengintegrasikan teknologi dalam kehidupan anak.

Bila Anda sebagai orangtua memberikan gadget kepada anak, penting untuk mengetahui aktivitas apa yang mereka gunakan pada perangkat tersebut.

Pasalnya, penggunaan gadget yang tidak diawasi bisa berisiko pada anak yang mungkin berkomunikasi dengan orang asing, terlibat perundungan di dunia digital (cyberbullying), mengakses konten dewasa dan lainnya.

Ilustrasi hubungan harmonis antara orang tua dan anak untuk mencegah terjadinya perundungan dok.Kompas.com Ilustrasi hubungan harmonis antara orang tua dan anak untuk mencegah terjadinya perundungan
Untuk mengatasinya, coba diskusikan dengan anak tentang dampak positif dan negatif teknologi.

Misalnya bahwa gadget bisa membantu mereka berkomunikasi dengan lebih baik, menghemat waktu, meningkatkan efisiensi dan membuatnya nyaman. Selain itu, diskusikan pula soal ketergantungan pada gadget, privasi, sifat malas, kesehatan dan dampak lainnya.

Dengan cara ini, orang tua turut melibatkan anak dalam hal pengendalian gadget atau perangkat teknologi yang mereka gunakan.

Baca juga: Oppo A55 Punya Fitur Ramah Anak, Begini Bentuknya

3. Pakai filter dan password

Selain perangkat seperti smartphone dan tablet, berbagai layanan digital seperti platform streaming video juga menyediakan mode khusus anak. Meski demikian, terkadang konten anak-anak pun disusupi oleh muatan yang kurang pantas seperti kekerasan.

Guna mengatasinya, orangtua bisa menerapkan filter yang disediakan pada aplikasi terkait, untuk membatasi konten yang bisa tampil saat diakses oleh anak-anak.

Orangtua juga perlu mempertimbangkan penggunaan kata sandi atau password pada perangkat pribadinya, misalnya pada smartphone atau komputer/laptop kerja.

Dengan demikian, anak bisa terhindar dari risiko akses atau konten berbahaya karena perangkat yang orang tua gunakan tidak dibatasi dengan mode anak.

4. Tetapkan batasan

Batasan di sini terkait dengan waktu layar atau screen time pada aplikasi maupun perangkat yang digunakan anak-anak. Batasan ini biasanya tersedia pada menu pengaturan di setiap perangkat atau aplikasi.

Ketika batasnya berakhir, maka akan muncul notifikasi yang mengingatkan pengguna bahwa ia sudah mencapai waktu akhir yang ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com