"Poin gampangnya, orang tua harus bisa tahu si anak main game apa saja, kenalan dengan siapa saja, dan yang lainnya," kata Aulia.
Baca juga: Anak Mark Zuckerberg Belajar Coding Sejak Usia 3 Tahun
Aulia juga mengungkapkan, anak dalam kategori bayi di bawah lima tahun (balita) juga sudah bisa untuk diperkenalkan ke gadget.
"Kalau pakai konsep diperkenalkan, mudahnya, 10 persen dari keseharian anak boleh belajar dari YouTube, tapi harus ada bimbingan. Sementara 90 persennya, anak harus banyak berinteraksi dengan hal-hal yang nyata (non-digital) di sekitarnya," kata Aulia.
Saat memperkenalkan gadget, ia menyarankan agar balita selalu ditemani oleh ibu atau pengasuhnya.
Gadget juga sebaiknya diperkenalkan pada jam-jam bermain si anak, bukan di jam-jam anak makan, mandi, atau ingin tidur.
Tujuannya agar balita tidak kebiasaan harus selalu ditemani HP ketika makan, mandi, dan tidur, bila tidak ada HP si balita rewel dan tidak mau melakukannya.
Baca juga: 9 Fitur Baru Instagram, Bisa Bikin Avatar hingga Bantu Cari Anak Hilang
Aulia juga menyarankan orang tua untuk interaktif ketika memperkenalkan gadget ke anak balitanya, terutama yang berusia 2-5 tahun.
Misalnya, ketika belajar alfabet atau angka lewat YouTube, orang tua menyediakan kertas, alat tulis, atau krayon agar si anak bisa aktif mencorat-coret.
Menurut Aulia, stimulus semacam itu sangat penting mengingat usia 1-5 tahun ini adalah usia emas (golden age) anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.